Selasa, 11 Desember 2012

RPP IPS


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah
Mata Pelajaran
:
:
SMK Ibrahimy Panji
Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester
:
X / Ganjil
Pertemuan ke
:
1 dan 2
Alokasi Waktu
:
4 X 45 Menit
Standar Kompetensi
:
Memahami kehidupan sosial manusia
Kompetensi Dasar
:
1.1  Mengidentifikasi interaksi sebagai proses sosial
Indikator
:
Þ      Interaksi Sosial dijelaskan berdasarkan pengertiannya
Þ      Proses sosial dijelaskan berdasarkan pengertiannya
Þ      Interaksi Sosial diidentifikasi menurut syarat-syaratnya Interaksi Sosial dijelaskan berdasarkan pengertiannya
Þ      Bersahabat dengan teman lain tanpa membedakan agam, suku, dan etnis

I. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1:
Setelah selesai proses pembelajaran, siswa diharapkan dapat :
Þ    Mendefinisikan Interaksi Sosial secara bahasa
Þ    Mendefinisikan interaksi sosial Imitasi, Sugesti, Identifikasi, Simpati, Empati dan Motivasi
Þ    Memberikan contoh contoh interaksi sosial imitasi, sugesti, identifikasi, simpati, empati dan motifasi
Pertemuan 2:
Setelah selesai proses pembelajaran, siswa diharapkan dapat :
Þ    Mengartikan proses sosial berdasarkan pangamatan
Þ    Menjelaskan syarat – syarat Interaksi Sosial
Þ    Menjelaskan peranan penting individu dalam interaksi sosial

II. Materi Pembelajaran
Pertemuan 1:
Ciri utama dari makluk sosial adalah terjadinya aktivitas-aktivitas sosial atau biasa disebut dengan istilah proses sosial atau interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang-perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Bilamana dua orang bertemu, maka dimulailah terjadi interaksi sosial, diawali saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara bertengkar atau bahkan mungkin berkelahi (Soekanto, 1990).
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik, saling mempengaruhi antara individu dengan sesame, individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok. Interaksi ini dapat berlangsung dalam hal kerjasama dan pertikaian. Contoh lain dari interaksi sosial adalah dalam hal seorang guru menghadapi murid-muridnya yang merupakan suatu kelompok manusia di dalam kelas. Di dalam interaksi sosial tersebut, pada taraf pertama akan tampak bahwa guru mencoba untuk menguasai kelasnya supaya interaksi sosial berlangsung dengan seimbang, di mana terjadi saling pengaruh-memengaruhi antara kedua belah pihak. Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada pelbagai faktor, antara lain, faktor imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati. Faktorfaktor tersebut dapat bergerak sendiri-sendiri secara terpisah maupun dalam keadaan tergabung (Soekanto, 1990)
  • Faktor imitasi artinya suatu tindakan manusia untuk meniru orang lain, baik sikap, penampilan tingkah laku dan gaya hidup. Misalnya dalam keluarga seorang anak meniru kebiasaan orang tuanya. 
  • Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau sesuatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain. Berlangsungnya sugesti dapat terjadi karena pihak yang menerima dilanda oleh emosi, yang menghambat daya berpikirnya secara rasional.
  • Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan-kecenderungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini.
  • Proses identifikasi dapat berlangsung dengan sendirinya (secara tidak sadar), maupun dengan disengaja karena sering kali seseorang memerlukan tipe-tipe ideal tertentu di dalam proses kehidupannya.
  • Proses simpati sebenarnya merupakan suatu proses di mana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya. Proses simpati akan dapat berkembang di dalam suatu keadaan di mana faktor saling terjamin.
  • Faktor empati adalah perasaan seseorang tetapi tidak semata-mata perasaan kejiwaan saja tetapi diikuti perasaan yang paling dalam. Misalnya perasaan iba terhadap musibah.
  • Faktor motivasi adalah dorongan, rangsangan, pengaruh dan stimulus dari seseorang kepada orang lain sehingga menuruti perkataannya/sarannya. Contohnya motivasi seorang guru terhadap muridnya.
Proses interaksi sosial seperti tersebut di atas dalam kenyataannya sangat kompleks sehingga kadang-kadang sulit mengadakan pembedaan yang tegas diantara faktor-faktor tersebut. Akan tetapi, dapatlah dikatakan bahwa imitasi dan sugesti terjadi lebih cepat, walau pengaruhnya kurang mendalam bila dibandingkan dengan identifikasi dan simpati yang secara relatif agak lebih lambat proses berlangsungnya.
Pertemuan 2:
Sosialisasi merupakan tindakan- tindakan yang seharusnya dilakukan oleh seseorang sesuai dengan kedudukan atau statusnya. Melalui proses sosialisasi, individu-individu sebagai anggota suatu msyarakat belajar mengetahui, memahami tingkah laku yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan dengan orang laindalam suatu masyarakat. Tahap sosialisasi yaitu: tahap persiapan, tahap meniru, tahap siap bertindak dan tahap penerimaan norma kolektif.
Menurut Soekanto (1990), suatu interaksi sosial terjadi apabila:
(1) adanya kontak sosial (social-contact); dan
(2) adanya komunikasi.
Kontak sosial secara harfiah berarti bersama-sama menyentuh. Secara fisik, kontak baru terjadi apabila terjadi hubungan badaniah. Sebagai gejala sosial itu tidak perlu berarti suatu hubungan badaniah, karena orang dapat mengadakan hubungan dengan pihak lain tanpa menyentuhnya, seperti misalnya, dengan cara berbicara dengan pihak lain tersebut. Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu;
(1) antara orang-perorangan,
(2) antara orang-perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya, dan
(3) antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya.
Kontak sosial dapat bersifat positif atau negatif. Kontak sosial yang bersifat positif mengarah pada suatu kerja sama, sedangkan yang bersifat negatif mengarah pada suatu pertentangan atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan suatu interaksi sosial.
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan (ide,gagasan) dari suatu pihak ke pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Komunikasi yang terjadi harus komunikasi yang komunikatif ( berdaya guna, berhasil guna).
Interaksi sosial yang terjadi diantara manusia dapat berupa:
proses asosiatif yaitu proses interaksi social yang positif. Antara lain: kerja sama (cooperation), persaingan (competition), akomodasi (accomodation), asimilasi dan akulturasi.
proses disosiatif yaitu interaksi social yang berbentuk pertentangan atau pertikaian. Antara lain : persaingan, kontravensi dan konflik atau pertentangan.

III. Metode Pembelajaran
Pertemuan 1
Þ    Ceramah
Þ    Demonstrasi 
Pertemuan 2
Þ    Ceramah
Þ    Unjuk Kerja

IV. Langkah – Langkah
Pertemuan 1:
Kegiatan awal :

Þ  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Þ  Guru memberikan gambaran yang berhubungan dengan materi
Kegiatan inti :
Þ  Guru menjelaskan definisi interaksi social
Þ  Siswa mendefinisikan macam – macam interaksi sosial
Þ  Siswa memberikan contoh interaksi social yang mereka lakukan
Þ  Guru menjelaskan definisi proses social
Þ  Siswa mengelompokkan syarat interaksi social
Þ  Siswa menjelaskan definisi komunikasi dan kontak social
Þ  Siswa menjelaskan fungsi interaksi social
Þ  Siswa mendefinisikan peranan individu terhadap interaksi sosial
Kegiatan akhir :
Þ  Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dibahas
Þ  Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
Þ  Guru menutup pelajaran
Pertemuan 2:
Kegiatan awal :

Þ  Siswa diajak guru untuk mengingat kembali hal-hal yang berhubungan dengan materi yang akan diajarkan melalui Tanya jawab
Kegiatan inti :
Þ  Guru menjelaskan definisi proses social
Þ  Siswa mengelompokkan syarat interaksi social
Þ  Siswa menjelaskan definisi komunikasi dan kontak social
Þ  Siswa menjelaskan fungsi interaksi social
Þ  Siswa mendefinisikan peranan individu terhadap interaksi sosial
Kegiatan akhir :
Þ  Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dibahas
Þ  Guru menutup pelajaran

V. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar
Þ    Buku ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SMK
Þ    Buku MODUL STAR
Þ    Lingkungan sekitar
Þ    Internet

VI. Penilaian
Þ    Tes Lisan
Þ    Tugas Individu

VII. Soal
Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian
Teknik
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
Þ      Interaksi Sosial dijelaskan berdasarkan pengertiannya





Þ      Proses sosial dijelaskan berdasarkan pengertiannya
Þ      Interaksi Sosial diidentifikasi menurut syarat-syaratnya Interaksi Sosial dijelaskan berdasarkan pengertiannya
Tes lisan

Penugasan




Tes lisan

Tes lisan
Daftar pertanyaan.
Tugas Rumah



Daftar pertanyaan
Daftar pertanyaan
Apakah yang dimaksud dengan interaksi sosial?
Jelaskan yang dimaksud dengan imitasi, sugesti, identifikasi, motivasi, simpati dan empati.
Berikan contoh macam – macam interaksi sosial
Jelaskan apakah yang dimaksud proses sosial!
Sebutkan faktor interaksi sosial!

Jelaskan yang dimaksud dengan kontak sosial dan komunikasi !



Situbondo,     Juli 2012
Mengetahui,

Kepala SMK Ibrahimy Panji
Guru Mata Diklat




Drs. Moh. Laili Hasan, M. Pd.I.




Imran Rasyadi, S.Pd











                                              


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah
Mata Pelajaran
:
:
SMK Ibrahimy Panji
Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester
:
X / Ganjil
Pertemuan ke
:
1 dan 2
Alokasi Waktu
:
4 X 45 Menit
Standar Kompetensi
:
Memahami kehidupan sosial manusia
Kompetensi Dasar
:
Mendeskripsikan sosialisasi sebagai proses pembentukan kepribadian
Indikator
:
Þ  Sosialisasi dijelaskan berdasarkan pengertiannya
Þ  Sosialisasi diidentifikasi menurut media yang dilalui
Þ  Pembentukan kepribadian  dideskripsikan menurut faktor-faktor yang mempengaruhinya
Þ  Bekerjasama dengan teman sekelas yang berbeda suku, etnis dan status sosial ekonomi

I. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1:
Setelah selesai proses pembelajaran, siswa diharapkan dapat :
Þ    Menjelaskan pengertian Sosialisasi dan tujuan adanya sosialisasi
Þ    Mengidentifikasi agen sosialisasi yang ada disekitarnya
Pertemuan 2:
Þ    Menjelaskan pentingnya sosialisasi dalam membentuk kepribadian
Þ    Mendefinisikan kepribadian dan menjelaskan faktor – faktor yang mempengaruhinya
Þ    Mengidentifikasi faktor – faktor yang paling berpengaruh dalam pembentukan kepribadian

II. Materi Pembelajaran
Pertemuan 1:
Sosialisasi adalah proses pembelajaran individu untuk menjalankan peran dan statusnya sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat Hal yang menyebabkan manusia perlu bersosialisasi antara lain:
·         karena manusia tidak dapat hidup sendiri
·         masing-masing individu memiliki perbedaan, sehingga dengan sosialisasi akan tercipta kerukunan, persatuan, dan saling menghargai
Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dapat dilihat jika para individu dan kelompok-kelompok saling brtemu dan menetukan sistem serta bentuk hubungan tersebut Sosialisasi merupakan suatu proses yang membawa individu melalui belajar dan menyesuaikan diri dalam mempelajari norma, nilai untuk dapat berperan dalam kehidupan sosial.
Tujuan sosialisasi adalah agar setiap orang memberikan ilmu dan keterampilan, mengembangkan kemampuan, menanamkan nilai dan norma serta memahami peranan dan status sosialnya Sosialisasi mempunyai peranan yang penting dalam menentukan kepribadian seseorang Sosialisasi suatu proses yang membawa individu melalui belajar dan menyesuaikan diri dalam mempelajari norma, nilai untuk dapat berperan dalam kehidupan sosial. Sosialisasi yang dilakukan mungkin saja terdapat perbedaan di antara satu lembaga dengan lembaga lain, satu kelompok dengan kelompok lain, dan masyarakat satu dengan masyarakat lainnya. Namun demikian, sosialisasi itu memiliki banyak kesamaan tujuan.
Adapun tujuan sosialisasi adalah sebagai berikut.
·         Memberikan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan bagi kehidupan di masyarakat. Sekolah merupakan media sosialisasi dalam proses transfer pengetahuan.
·         Mengembangkan kemampuan seseorang agar dapat berkomunikasi secara efektif dengan orang lain. Seorang yang mengajarkan cara berbicara yang sopan, merupakan contoh sosialisasi untuk tujuan ini.
·         Menanamkan nilai-nilai dan norma bertingkahlaku sesuai dengan nilai, norma, dan kepercayaan yang ada pada masyarakat. Anak kecil yang dididik mengaji dan memahami ilmu agama merupakan contoh sosialisasi untuk tujuan ini.
·         Untuk memahami peranan dan status sosial masing-masing. Orangtua mengajarkan anak
·         tentang peran dia sebagai seorang anak, laki-laki ataupun perempuan merupakan contoh sosialisasi untuk tujuan ini
Sosialisasi dapat melalui beberapa media atau sarana sosialisasi. Media yang menjadi sarana sosialisasi antara lain: keluarga, teman sepermainan atau kelompok, sekolah, lingkungan kerja, dan lingkungan masyarakat sekitarnya.
Pertemuan 2:
Kepribadian diartikan sebagai sifat hakiki seseorang yang tercermin pada sikap dan perilakunya yang membedakan dirinya dengan orang lain. Susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah-laku atau tindakan dari tiap-tiap individu manusia secara antropologis disebut dengan kepribadian atau personality. Dalam bahasa populer, istilah "kepribadian" juga berarti ciri-ciri watak seseorang individu yang konsisten, yang memberikan kepadanya suatu identitas sebagai individu yang khusus. Unsur-unsur dari kepribadian meliputi: pengetahuan, perasaan dan dorongan hati. Pengetahuan sebagai salah satu unsur kepribadian
memiliki aspek-aspek sebagai berikut: penggambaran, apersepsi, pengamatan, konsep, dan fantasi yang berada di alam sadar manusia.
Perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengaruh pengetahuannya dinilainya sebagai keadaan positif atau negatif. Kesadaran manusia menurut para ahli psikologi juga mengandung berbagai perasaan lain yang tidak ditimbulkan karena pengaruh pengetahuannya, melainkan karena sudah terkandung dalam organismanya, dan khususnya dalam gen-nya sebagai naluri. Kemauan yang sudah merupakan naluri pada tiap makhluk manusia tersebut, disebut dorongan (drive).
Pembentukan kepribadian seseorang berlangsung dalam suatu proses yang disebut dengan sosialisasi, yaitu suatu proses dengan mana seseorang menghayati (mendarah-dagingkan-internalize) norma-norma kelompok dimana ia hidup sehingga muncullah dirinya yang “unik”.
Faktor-faktor dalam perkembangan kepribadian sebagai proses sosialisasi mencakup: (1) warisan biologis, (2) lingkungan fisik, (3) kebudayaan, (4) pengalaman kelompok, dan (5) pengalaman unik.
Suatu teori kepribadian harus mampu memberikan jawaban atas pertanyaan “apa”, “bagaimana”, “dan “mengapa” tentang tingkah laku manusia. Beberapa teori kepribadian yang dikenal dalam kajian sosiologi, psikologi maupun antropologi, secara umum dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu: (1) teori kepribadian yang berorientasi psikodinamik, teori ini berpandangan bahwa sebagian terbesar tingkah laku manusia digerakkan oleh daya-daya psikodinamik seperti motifmotif, konflik-konflik, dan kecemasan-kecemasan; (2) teori kepribadian yang berorientasi holisitik, teori ini berpandangan bahwa manusia merupakan suatu organisme yang utuh atau padu dan bahwa tingkah laku manusia tidak dapat dijelaskan semata-mata berdasarkan aktifitas bagian-bagiannya. Selain itu kelompok teori ini juga disebut dengan teori kepribadian yang berorienttasi fenomenologis, karena teori ini menekankan pentingnya cara sang individu manusia dalam mempersepsikan dan mengalami dirinya serta dunia sekelilingnya; (3) teori kepribadian yang berorientasi sifat (trait theories) atau teori tipe (type theories), teori
ini berpandangan bahwa sebagian terbesar manusia memiliki sifat-sifat tertentu, yakni pola kecenderungan untuk bertingkah laku dengan cara tertentu, sifat yang stabil ini menyebabkan manusia bertingkah laku secara relatif tetap dari situasi ke situasi; dan (4) teori kepribadian yang
berorientasi behavioristik, teori ini menekankan proses belajar serta peranan lingkungan yang merupakan kondisi langsung belajar, dalam menjelaskan tingkah laku. Kepribadian manusia bentuknya khas dan unik sehingga menjadi identitas yang bersangkutan, namun demikian tidak berarti di dunia ini bentuk kepribadian manusia sejumlah manusia yang ada di permukaan
bumi.

III. Metode Pembelajaran
Pertemuan 1:
Þ    Diskusi
Þ    Tanya Jawab
Pertemuan 2:
Þ    Ceramah
Þ    Pemberian Tugas

IV. Langkah – Langkah
Pertemuan 1
Kegiatan awal :

Þ  Guru mengingatkan kembali hal-hal yang berhubungan dengan materi yang telah diajarkan
Þ  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan inti :
Þ   Siswa dibagi menjadi 2 kelompok
*     Kelompok I                :      diberi tugas media sosialisasi keluarga dan teman bermain
*     Kelompok II               :      diberi tugas media sosialisasi sekolah dan media massa
Þ   Setiap kelompok membuat hasil laporan dari diskusi kelompok Secara telitian ( carefulness)
Þ   memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
Þ   memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;
Þ   memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;
Kegiatan akhir :
Þ  Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dibahas
Þ  Guru menutup pelajaran

Pertemuan 2
Kegiatan awal :
Þ  Guru memberikan apersepsi berupa pre test
Kegiatan inti :
Þ  Guru menjelaskan definisi kepribadian
Þ  Siswa mengidentifikasi faktor – faktor kepribadian
Þ  Siswa mendiskripsikan faktor – faktor kepribadian
Þ  Siswa mendiskripsikan teori – teori kepribadian
Kegiatan akhir :
Þ  Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dibahas
Þ  Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
Þ  Guru menutup pelajaran

V. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar
Þ    Buku ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SMK
Þ    Buku MODUL STAR
Þ    Buku referensi yang mendukung
Þ    Lingkungan sekitar
Þ    Internet

VI. Penilaian
Þ    Tes Lisan
Þ    Tugas Individu

VII. Soal
1.    Jelaskan dengan singkat definisi kepribadian!
2.    Apakah peranan kepribadian dalam bermasyarakat!
Jawab
1.      Kepribadian adalah suatu kesatuan dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
2.      Peranan kepribadian menentukan tingkah laku kita dan lingkungan sekitar.
Tugas Individu:
Isilah kolom di bawah ini.
NO
Tahap Sosialisasi
Uraian
1
Tahap Persiapan

2
Tahap Meniru

3
Tahap Siap Bertindak

4
Tahap Penerimaan Norma Kolektif





Situbondo,     Juli 2012
Mengetahui,

Kepala SMK Ibrahimy Panji
Guru Mata Diklat




Drs. Moh. Laili Hasan, M. Pd.I.




Imran Rasyadi, S.Pd




RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah
Mata Pelajaran

:
SMK Ibrahimy Panji
Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester
:
X / Ganjil
Pertemuan ke
:
1 dan 2
Alokasi Waktu
:
4X 45 Menit
Standar Kompetensi
:
Memahami kehidupan sosial manusia
Kompetensi Dasar
:
Mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi sosial
Indikator
:
Þ  Interaksi Primer diidentifikasi berdasarkan fenomena sosial di lingkungan sekitar
Þ  Interaksi Sekunder diidentifikasi berdasarkan fenomena sosial di lingkungan sekitar
Þ  Membiasakan mematuhi peraturan
Þ  Menciptakan suasana kompetisi yang sehat

I. Tujuan Pembelajaran
Pertemun 1:
Setelah selesai proses pembelajaran, siswa diharapkan dapat :
Þ    Mendefinisikan Interaksi Primer berdasarkan contoh yang ada
Þ    Menjelaskan macam – macam interaksi primer
Þ    Memberikan contoh Interaksi Primer yang ada dalam lingkunganya
Pertemuan 2:
Setelah selesai proses pembelajaran, siswa diharapkan dapat :
Þ    Mengartikan Interaksi Sekunder berdasarkan contoh kasus yang ada
Þ    Mengklasifikasikan hal – hal yang menjadi bagian dari Interaksi Sekunder
Þ    Memberikan perbedaan penting antar interaksi primer dan interaksi sekunder

II. Materi Pembelajaran
Pertemuan 1:
Interaksi pada dasarnya sangat penting dalam berbagai segi kehidupan. Interaksi ada dua yaitu interaksi primer dan interkasi sekunder. Interaksi Primer adalah hubungan timbal balik yang terjadi da nada unsur saling menguntungkan dan tidak ada yang dirugikan, yang termasuk interaksi primer antara lain kerjasama, akomodasi, akulturasi dan asimilasi.
Proses-Proses Interksi Primer / Assosiatif
Proses ini terjadi apabila seseorang atau sekelompok orang melakukan suatu interaksi sosial
yang memiliki kesamaan pandangan dan tindakan sehingga mengarah kepada kesatuan pandangan. Proses ini terdiri atas tiga bentuk, yaitu:
a. Kerjasama
Kerjasama di sini dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara seseorang atau kelompok dalam mencapai satu tujuan yang sama. Bentuk kerjasama ini dalam masyarakat Indonesia dikenal dengan istilah gotong royong. Gotong royong pada dasarnya mencerminkan suatu interaksi sosial masyarakat Indonesia dalam wujud kerjasama. Saat ini negaranegara di dunia saling bekerjasama untuk mencegah bencana yang diakibatkan oleh pemanasan global (global warming).
b. Akomodasi
Sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan, yaitu usaha-usaha untuk mencapai kestabilan Menurut Gillin dan Gillin (2003: 70), akomodasi sama artinya dengan pengertian adaptasi. Dari pengertian ini dimaksudkan bahwa orang mula-mula saling bertentangan saling menyesuaikan diri untuk mengatasi ketegangan. Misalnya, proses akomodasi dilakukan oleh pemerintah Indonesia dan GAM (Gerakan Aceh Merdeka) melalui perjanjian damai. Akomodasi sebenarnya merupakan suatu
cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak
kehilangan kepribadiannya. Dalam pelaksanaannya, akomodasi memiliki beberapa bentuk yaitu koersi, kompromi, arbitrasi, mediasi, konsiliasi, toleransi, stalemate, dan ajudikasi.
c. Asimilasi
Asimilasi merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaanperbedaan yang terdapat antara orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia. Dalam proses asimilasi, setiap orang mengidentifikasi dirinya dengan kepentingan-kepentingan serta tujuan kelompok. Proses asimilasi dapat dengan mudah terjadi melalui beberapa cara, antara lain dengan sikap toleransi, sikap saling menghargai orang lain dan kebudayaannya,
sikap terbuka dari penguasa, persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan, perkawinan campuran,
dan adanya musuh bersama dari luar. Budaya betawi merupakan asimilasi dari berbagai kebudayaan, baik Cina, Jawa, Portugis, dan Islam.

Pertemuan 2:
Proses-proses Interaksi Sekunder / Disossiatif
Proses-proses disossiatif sering disebut sebagai proses yang bersifat oposisi. Oposisi dapat diartikan sebagai cara berjuang melawan seseorang atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Ada beberapa macam bentuk proses disossiatif yaitu sebagai berikut.
a. Persaingan atau Kompetisi
Persaingan adalah suatu proses sosial individu atau kelompok yang bersaing untuk mencari
keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan tertentu. Di dalam persaingan ini ada dua jenis, yaitu persaingan yang bersifat pribadi dan persaingan kelompok. Dalam pelaksanaannya, persaingan ini memiliki beberapa bentuk, yaitu persaingan ekonomi, persaingan kebudayaan, persaingan kedudukan dan lain sebagainya. Persaingan dalam batas-batas tertentu dapat berfungsi sebagai:
1. menyalurkan keinginan-keinginan individu dan kelompok yang bersifat kompetitif;
2. sebagai jalan di mana keinginan, kepentingan serta nilai-nilai pada suatu masa menjadi pusat
perhatian, tersalurkan dengan baik oleh mereka yang bersaing;
3. untuk mendudukan individu pada kedudukan serta peranan yang sesuai dengan kemampuannya;
4. untuk menghasilkan pembagian kerja yang efektif.
b. Kontravensi
Kontraversi adalah suatu bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan. Kontravensi ini ditandai oleh gejala-gejala adanya ketidakpastian mengenai diri seseorang dan perasaan tidak suka yang disembunyikan, kebencian atau keraguan terhadap kepribadian seseorang. Dengan kata lain kontraversi merupakan suatu sikap mental yang tersembunyi terhadap orang lain atau terhadap unsurunsur kebudayaan suatu golongan tertentu.
Menurut Leopold von Wiese dan Howard Becker (2003:71), ada lima bentuk kontravensi, yaitu:
1. yang umum, meliputi perbuatan-perbuatan seperti penolakan, keengganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes, perbuatan kekerasan, dan mengacaukan rencana pihak
lain.
2. yang sederhana seperti menyangkal pernyataan orang lain, memaki-maki melalui surat, sms,
mencerca, dan lain-lain
3. yang intensif mencakup penghasutan, menyebarkan gosif, dan lain-lain
4. yang rahasia, umpamanya membocorkan rahasia kepada pihak lain, berkianat, dan sebagainya
5. yang taktis, misalnya mengejutkan lawan, mengganggu atau membingungkan fihak lain, dan
lain-lain
c. Pertentangan (Pertikaian atau Konflik)
Pribadi seseorang ataupun kelompok menyadari adanya perbedaan-perbedaan. Perbedaan itu
dapat mempertajam perbedaan yang ada sehingga dapat menjadi suatu pertentangan atau pertikaian. Pertentangan adalah suatu proses di mana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan kekerasan. Faktor yang menyebabkan terjadinya pertentangan antara lain perbedaan antara individu-individu, perbedaan kebudayaan, perbedaan kepentingan, dan perubahan sosial.
Kompetisi merupakan bentuk persaingan yang bersifat positif. Bukankah kalian selalu bersaing
dnegan temanmu untuk menjadi juara di kelas. Semenatara kontravensi adalah bentuk persaingan
yang bersifat negatif karena mengarah pada konflik. Sementara. Demikianlah bentuk-bentuk interaksi sosial yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat.

III. Metode Pembelajaran
Pertemuan 1:
Þ    Diskusi

Pertemuan 2:
Þ    Diskusi




IV. Langkah – Langkah
Pertemuan 1
Kegiatan awal :

Þ  Guru mengingatkan kembali hal-hal yang berhubungan dengan materi yang telah diajarkan
Þ  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan inti :
Þ   Siswa dibagi menjadi 2 kelompok
*     Kelompok I                :      diberi tugas definisi kerjasama, asimilasi dan akulturasi dan contohnya
*     Kelompok II               :      diberi tugas dampak positif dan negatif asimilasi dan akulturasi
Þ   Setiap kelompok membuat hasil laporan dari diskusi kelompok Secara telitian ( carefulness)
Þ   memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
Þ   memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;
Þ   memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;
Kegiatan akhir :
Þ  Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dibahas
Þ  Guru menutup pelajaran

Pertemuan 2
Kegiatan awal :

Þ  Guru memberikan pree test
Þ  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan inti :
Þ   Siswa dibagi menjadi 2 kelompok
*     Kelompok I                :      diberi tugas definisi persaingan, kontravensi, konflik dan contohnya
*     Kelompok II               :      diberi tugas dampak positif dan negatif konflik dan kontravensi
Þ   Setiap kelompok membuat hasil laporan dari diskusi kelompok Secara telitian ( carefulness)
Þ   memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
Þ   memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;
Þ   memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;
Kegiatan akhir :
Þ  Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dibahas
Þ  Guru menutup pelajaran

V. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar
Þ    Buku ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SMK
Þ    Buku MODUL STAR
Þ    Buku referensi yang mendukung
Þ    Lingkungan sekitar
Þ    Internet

VI. Penilaian
Þ    Tes Lisan
Þ    Tugas Individu

VII. Soal
1.    Apakah definisi Interaksi Sekunder?
2.    Bagaimanakah cara yang kamu lakukan jika terjadi premanisasi di dalam sekolahmu terutama kelasmu?
Jawab !
1.      Interaksi Sekunder adalah hubungan timbal balik yang mana terdapat perbedaan cara yang mengakibatkan pertentangan dalam mencapai tujuan tertentu
2.      Akan berusaha mengingatkan teman tersebut dan apabila belum ada perubahan saya akan melaporkan kepada bapak/ ibu guru di sekolah
Tugas Individu:
Isilah kolom di bawah ini
NO
Proses Sosial
Persamaan
Perbedaan
Contoh
1
Asimilasi



2
Akulturasi







Situbondo,     Juli 2012
Mengetahui,

Kepala SMK Ibrahimy Panji
Guru Mata Diklat




Drs. Moh. Laili Hasan, M. Pd.I.




Imran Rasyadi, S.Pd



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah
Mata Pelajaran
:
:
SMK Ibrahimy Panji
Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester
:
X / Ganjil
Pertemuan ke
:
1, 2, 3 dan 4
Alokasi Waktu
:
8 X 45 Menit
Standar Kompetensi
:
Memahami Proses Kebangkitan Nasional
Kompetensi Dasar
:
Menjelaskan proses perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat serta pengaruh yang ditimbulkannya di berbagai daerah
Indikator
:
Þ      Proses perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat dijelaskan berdasarkan pengaruh yang ditimbulkan di berbagai daerah
Þ      Akibat perkembangan kolonialisme dan imperialisme dijelaskan dengan melihat fakta yang ada
Þ      Dampak kolonialisme dan imperialisme dalam bidang SOSPOLEKBUD diidentifikasi dari segi positif dan negatifnya
Þ      Perlawanan kolonialisme dan imperilaisme dijelaskan sesuai kronologisnya
Þ      Menciptakan suasana kelas yang damai dan anti kekerasan

I. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1:
Setelah selesai proses pembelajaran, siswa diharapkan dapat :
Þ    Mendefinisikan kolonialisme dan imperialisme
Þ    Mengidentifikasi latar belakang bangsa eropa datang di dunia timur
Þ    Menjelaskan  kekuatan asing di Nusantara melalui kongsi perdagangan, perluasan Kolonialisme dan Imperialisme Barat serta terbentuknya pemerintahan Hindia-Belanda
Pertemuan 2:
Setelah selesai proses pembelajaran, siswa diharapkan dapat :
Þ    Mendiskripsikan Sistem Tanam Paksa, Sistem Politik Pintu Terbuka dan Politik Eits
Þ    Menjelaskan kerugian dan keuntungan Sistem Tanam paksa, Sistem Politik Pintu Terbuka dan Politik Etis
Pertemuan 3:
Setelah selesai proses pembelajaran, siswa diharapkan dapat :
Þ    Menyebutkan dampak sosial, ekonomi, politik, dan budaya akibat terjadinya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Nusantara
Þ    Mendiskripsikan dampak positif bagi bangsa Indonesia akibat terjadinya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Nusantara
Pertemuan 4:
Setelah selesai proses pembelajaran, siswa diharapkan dapat :
Þ    Mengidentifikasi daerah yang melakukan perlawanan terhadap kolonialisme dan imperilaisme barat
Þ    Memberikan informasi ciri- ciri Perlawanan rakyat dan kerajaan-kerajaan di Nusantara dalam menentang Kolonialisme dan Imperialisme Barat

II. Materi Pembelajaran
Pertemuan 1:
Kolonialisme berasal dari kata koloni yaitu daerah pendudukan. Pada awalnya istilah kolonialisme diartikan dengan menanam sebagian masyarakat di luar batas atau lingkungan daerahnya. Kolonialisme merupakan politik yang dijalankan mengenai suatu koloni, suatu daerah jajahan, sebagai bagian dari imperium (Rochmadi, 1993). Imperialisme berasal dari kata imperare atau imperium yang artinya daerah pendudukan. Imperialisme mempunyai pengertian sebagai suatu perluasan wilayah atau daerah kekuasaan/jajahan baik dengan cara halus (dengan kekuatan ekonomi, budaya dan ideologi) ataupun dengan paksaan (dengan kekuatan bersenjata) yang dipergunakan untuk kepentingan sendiri (negara atau imperiumnya).
Indonesia adalah Negara yang kaya raya akan remaph dan sumber daya alam yang mempunyai daya tarik sangat kuat bagi dunia. Maka dari itu alas an bangsa eropa di Indonesia masa lalu adalah:
·         Semangat reconguesta, yaitu semangat pembalasan terhadap kekuasaan Islam di mana pun yang dijumpainya sebagai tindak lanjut dari Perang Salib
·         Semangat gospel, yaitu  semangat untuk menyebarkan agama Nasrani
·         Semangat glory, yaitu semangat memperoleh kejayaan atau daerah jajahan
·         Semangat gold, yaitu semangat untuk mencari kekayaan/emas
·         Perkembangan teknologi kemaritiman yang memungkinkan pelayaran danperdagangan yang lebih luas, termasuk menyeberangi Samudra Atlantik
·         Adanya sarana pendukung seperti kompas, teropong, mesiu, dan peta yangmenggambarkan secara lengkap dan akurat garis pantai, terusan, dan pelabuhan.
·         Ajaran Copernicus yang didukung oleh galileo, bahwa matahari sabagai pusat tata surya
·         Adanya buku Imago Mundi yang menceritakan Marco Polo (1271 – 1292)
·         Perjalanan Ordoric da Pardenone menuju Campayang sempat singgah di Jawa pada abad ke-14. Ordoric melaporkan sekilas mengenai kebesaran Majapahit
Masuknya kekuatan asing di Nusantara melalui kongsi perdagangan, perluasan Kolonialisme dan Imperialisme Barat. Kedatangan bangsa Barat ke Indonesia adalah mencari kekuasaan dan memperluas wilayah yang nantinya akan dijadikan negara boneka. Hal ini ditandai dengan bertahannya pemerintah hindia belanda  selam 3,5 abad. Yang mana belanda dapat menguasai Indonesai merupakan hadiah perang antara belanda dengan inggris. Pemerintah inggris kalah sehingga menyerahkan Indonesia kepada belanda.




Pertemuan 2:
            Pola penjajahan Belanda pada tahap ini hingga berakhirnya kekuasaannya di Indonesia tahun 1942, pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan pada masa VOC, yaitu: monopoli, penyerapan, penyiksaan, perampasan, adu domba, cenderung kejam, sewenang-wenang, dan tanpa kompromi tetap mewarnai perjalanan pemerintahan pemerintahan penjajah Belanda di Indonesia, siapapun yang menjadi gubernur jenderal. Hal ini dikarenakan tujuan dari penjajahan Belanda di Indonesia adalah untuk mengeruk keuntungan sebesarbesarnya bagi kesejahteraan rakyat Belanda dimanapun dia berada.
            Pada tahun 1830, pemerintah kolonial Belanda di bawah Gubernur Jenderal van den Bosch memberlakukan Sistem Tanam Paksa (cultuur stelsel). Tujuannya untuk mengisi kekosongan kas negara akibat banyaknya perlawanan yang dilakukan bangsa Indonesia di berbagai daerah. Dengan sistem tanam paksa (STP) ini penduduk desa di Jawa diwajibkan menanam tanaman tertentu yang laku di pasaran internasional. Selanjutnya, penduduk desa wajib menyerahkan hasil tanamannya kepada pemeritnah kolonial melalui perantara, yaitu penguasa setempat. Dilihat  dari segi ekonomi, sistem ini sangat menguntungkan pemerintah kolonial. Tetapi kebalikannya dialami oleh rakyat di negeri jajahan. Rakyat di pedesaan mengalami penderitaan karena mereka telah kehilangan kebebasan serta hak pribadinya serta tidak adanya kepastian hukum. STP merupakan sarana pemerintah kolonial untuk mengeksploitasi negeri jajahan demi keuntungan Negeri Belanda.
            Setelah mendapat kritikan dari kaum humanis serta demokrat di Negeri Belanda dan di Hindia Belanda, akhirnya STP dihapuskan pada tahun 1870. Penggantinya adalah sistem ekonomi terbuka dengan menjadikan Hindia Belanda sebagai tempat penanaman modal asing bagi para pengusaha dari berbagai negara. Hindia Belanda dijadikan sebagai tempat mencari bahan mentah melalui perkebunan-perkebunan, pemasaran hasil industri di Eropa serta tempat penanaman modal asing. Akibat dari dilaksanakannya sistem ekonomi terbuka tersebut bangsa-bangsa di luar Belanda, seperti Inggris, Belgia, Prancis, Amerika Serikat, Cina, dan Jepang berdatangan ke Indonesia. Mereka menanamkan modalnya untuk mencari keuntungan. Pengusaha pribumi yang modalnya kurang, kalah bersaing dengan orang Barat sehingga banyak yang gulung tikar. Suasana seperti ini membuka pengisapan dengan cara baru dari negeri Indonesia. Apabila pada masa STP, Indonesia dieksploitasi oleh Negara Belanda maka dalam sistem ekonomi terbuka Indonesia diekspoitasi oleh kaum swasta dan kapitalisme asing. Berkembangnya kebijakan ekonomi politik yang bersifat pintu terbuka, mengakibatkan perkebunan di Jawa dan Sumatera berkembang dengan pesat. Perkebunan di Sumatra lebih banyak menggunakan tenaga kerja yang didatangkanlah dari Jawa melalui program transmigarasi. Kehidupan buruh (kuli) pekebuhan di Sumatera dalam sistem ekonomi tersebut menghasilkan kisah derita. Upah buruh tidak sesuai dengan beban pekerjaan yang sudah dilakukannya. Untuk memperoleh penghasilan yang layak, banyak di antara buruh perempuan yang terjerat dalam prostitusi. Banyak juga di antara mereka yang meninggal dan meninggalkan daerah perkebunan sebelum kontrak berakhir. Dengan demikian, eksploitasi terhadap penduduk pribumi tetap berjalan walaupun dengan menggunakan sistem ekonomi modern, system ekonomi terbuka.
            Sebagai pembalasannya, bangsa Belanda harus membantu Hindia Belanda menyehatkan rakyatnya, mencerdaskan dan memakmurkan rakyatnya. Menurut van Deventer ada tiga cara untuk itu, yakni (1) memajukan pengajaran (edukasi), (2) memperbaiki pengairan (irigasi), dan (3) melakukan perpindahan penduduk (transmigrasi). Gagasan van Deventer ini selanjutnya terkenal dengan Politik Etis. Pada awalnya, pemerintah Belanda tidak langsung menerima gagasan van Deventer, tetapi secara lambat laun dijalankan juga. Hanya saja pada pelaksanaannya tidak seperti kehendak van Deventer melainkan menurut tafsiran dan kemauan pemerintah Belanda sendiri. Pendidikan dilaksanakan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan pegawai rendahan. Perbaikan di bidang perairan tidak ditujukan untuk pengairan sawah dan ladang rakyat, tetapi untuk pengairan perkebunan tebu, dan pabrik-pabrik kepunyaan Belanda atau swasta asing. Transmigrasi dilakukan bukan untuk memberikan penghidupan yang layak, melainkan hanya untuk membuka hutan-hutan baru bagi kebutuhan perkebunan dan perusahaan-perusahaan asing. Meskipun hasil Politik Etis lebih diarahkan untuk kepentingan kolonial Belanda, sebagian rakyat Indonesia memperoleh manfaaat. Dengan politik tersebut, sebagian pemuda Indonesia mempunyai kesempatan terbatas untuk mengenyam pendidikan, sehingga pada 1908 mereka mampu mempelopori munculnya pergerakan nasional.

Pertemuan 3:
            Praktek imperialisme dan kolonialisme di Indonesia mempunyai dampak yang sangat besar bagi bangsa Indonesia. Bukan hanya mengakibatkan terjadinya penderitaan dan kesengsaraan fisik, tetapi juga psikhis, bahkan akibatnya terasa hingga saat ini. Selain mengakibatkan penderitaan dan kesengsaraan, imperialisme barat juga meninggalkan kosakata, budaya, marga, sarana jalan dan beberapa pabrik gula, dan aturan perundangan.
Kehidupan masyarakat Indonesia pada masa kolonial sangat dipengaruhi oleh sistem kolonial yang diterapkan oleh pemerintahan Hindia Belanda. Setelah sistem tanam paksa dihapuskan pada tahun 1870 pemerintah kolonial menerapkan sistem ekonomi baru yang lebih liberal.
            Sistem tersebut ditandai dengan dikeluarkannya Undang-Undang Agraria tahun 1870. Menurut undang-undang tersebut penduduk pribumi diberi hak untuk memiliki tanah dan menyewakannya kepada perusahaan swasta. Tanah pribadi yang dikuasai rakyat secara adat dapat disewakan selama 5 tahun. Sedangkan tanah pribadi dapat disewakan selama 20 tahun. Para pengusaha dapat menyewa tanah dari guberneman dalam jangka 75 tahun. Dalam jangka panjang, akibat sistem sewa tersebut tanah yang disewakan cenderung menjadi milik penyewa.
Tahun 1872 dikeluarkan Peraturan Hukumam Polisi bagi buruh yang meninggalkan kontrak kerja. Pada tahun 1880 ditetapkan Koeli Ordonanntie yang mengatur hubungan kerja antara koeli (buruh) dengan majikan, terutama di daerah perkebunan di luar Jawa.
Walaupun wajib kerja dihapuskan sesuai dengan semangat liberalisme, pemerintah kolonial menetapkan pajak kepala pada tahun 1882. Pajak dipungut dari semua warga desa yang kena wajib kerja. Dengan demikian, terjadi perubahan dalam masyarakat pedesaan terutama dalam melihat aset tanah yang dimilikinya. Apabila sebelum adanya UU Agraria tahun 1870 tanah yang dimiliki tidak memiliki arti ekonomi yang penting kecuali untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari maka setelah dikeluarkannya undang-undang tersebut terjadi komersialisasi aset petani.
            Penetrasi tersebut sering kali mengabaikan hak-hak rakyat menurut hukum adat. Nilai ekonomi uang telah menggantikan nilai ekonomi menurut cara-cara ekonomi tradisional seperti sistem barter dan lain-lain. Sistem ekonomi yang dijalankan oleh pemerintah kolonial Belanda adalah sistem tanam paksa dan sistem kapitalisme menurut Undang- Undang Agraria tahun 1870. Melalui kedua sistem tersebut terjadi mobilitas tenaga kerja dari tempat tinggal mereka ke daerah perkebunan baik yang berada dalam satu pulau maupun luar pulau. Misalnya, sejak Dampak lain dari imperialisme Belanda di Indonesia adalah dibangunnya jaringan jalan raya, jalan kereta api serta perhubungan laut dengan menggunakan kapal api.
Misalnya, sejak tahun 1808, di Jawa dibangun Jalan Raya Post (Groete Posweg) yang menghubungkan kotakota besar di Jawa. Pada akhir abad ke-19 terdapat 20.000 km jaringan jalan raya di Jawa. Pembangunan tersebut dimaksudkan untuk menunjang kegiatan perkebunan, pengangkutan barang dan tenaga kerja.
            Pembangunan jalan raya juga diikuti dengan pembangunan jaringan kereta api. Jaringan kereta api di Indonesia termasuk salah satu yang tertua di Asia. Misalnya sejak tahun 1863 telah dibangun jaringan rel kereta api antara Semarang dan Yogyakarta. Bebarapa tahun kemudian disusul dengan rel antara Jakarta-Bogor.
Adanya jaringan jalan raya serta jalan kereta api dan hubungan laut telah membantu mempercepat pertumbuhan kota. Terjadilah urbanisasi atau perpindahan penduduk dari desa ke kota. Pada akhir abad ke-19 lahirlah kota-kota baru di pedalaman serta di pesisir pantai.
Pembangunan pendidikan telah mempercepat mobilitas penduduk. Sekolah-sekolah yang didirikan di perkotaan telah menarik minat yang besar dari penduduk sekitarnya. Banyak penduduk yang berpindah dari satu kota ke kota lainnya karena alasan sekolah. Misalnya, para
priyayi dari berbagai kabupaten di Jawa Barat banyak yang berpindah ke Bandung untuk sekolah. Lulusan dari sekolah di sana ada yang tetap bermukin di kota tersebut, ada juga yang kembali ke daerah asalnya atau ke daerah lain tempat mereka bekerja.
            Pendidikan yang berkembang di Indonesia pada abad ke-19 menggunakan sistem yang diselenggarakan oleh organisasi agama Kristen, Katholik dan Islam. Sistem persekolahan Islam menggunakan sistem pesantren. Di luar itu, pemerintah kolonial menerapkan system pendidikan Barat.
Sistem pendidikan Islam dilaksanakan melalui pondok pesantren dengan kurikulum yang terbuka serta staf pengajar yang berasal dari para kiai. Sistem pendidikan ini lebih menekankan pada pendidikan agama, kemampuan membaca huruf arab serta dengan menggunakan bahasa setempat. Sistem pendidikan pesantren dianggap lebih demokratis sebab membuka kesempatan pada semua golongan untuk memperoleh pendidikan di sana. Materi pelajaran umum dalam sistem ini hanya mendapat porsi yang lebih kecil. Namun demikian, melalui system pendidikan ini telah dilahirkan banyak orang yang memiliki pandangan yang maju serta mampu melihat kondisi buruk masyarakat yang menjadi korban dari imperialisme Barat.

Pertemuan 4:
            Reaksi melawan atau kerjasama yang dilakukan oleh bangsa Indonesia terhadap kaum imperialis barat dilatarbelakangi oleh adanya perebutan kepentingan, terutama ekonomi dan kekuasaan. Rakyat Indonesia yang kerjasama dengan kaum imperialis memanfaatkan mereka untuk membantu merebut kekuasaan ekonomi dan tahta dari rakyat Indonesia. Kondisi inilah yang turut menjadi faktor pendukung praktek adu domba oleh kaum imperialis.
Reaksi dalam bentuk perlawanan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia terhadap bangsa barat disebabkan bangsa-bangsa tersebut berusaha memaksakan kehendaknya dengan cara ingin memperluas kekuasaannya di wilayah Indonesia sambil merampas hak-hak tradisional kerajaan-kerajaan (Islam), merampas hak dan kehidupan rakyat hindia belanda, serta menyebarkan agama secara paksaan.
            Perlawanan bangsa Indonesia terhadap kekuasaan Barat ditandai dengan perang atau perlawanan langsung terhadap kekuasaan bangsa Barat. Perlawanan tersebut juga ditandai dengan persaingan di antara kerajaan-kerajaan di Nusantara dalam rangka memperebutkan hegemoni kekuasaan di wilayah tersebut. Dalam persaingan tersebut sering kali kerajaan-kerajaan Nusantara melibatkan kekuatan bangsa Barat atau meminta bantuan VOC/Belanda untuk membantu mengalahkan pesaingpesaingnya dalam memperebutkan kekuasaan. Konsekuensinya VOC/ Belanda mendapatkan daerah kekuasaan karena upayanya membantu mengalahkan pesaingnya. Kondisi inilah yang menyebabkan terjadinya kegagalan bangsa Indonesia dalam mengusir bangsa-bangsa barat dari wilayah Indonesia.
Karena penderiataan yang tiada henti telah dirasakan bangsa maka terjadilah Perlawanan rakyat dan kerajaan-kerajaan di Nusantara dalam menentang Kolonialisme dan Imperialisme Barat yang teradi diberbagai daerah yaitu Maluku, Sumatera, Sulawesi, Jawa, Bali, Kalimantan

III. Metode Pembelajaran
Pertemuan 1 dan 4
Þ    Ceramah
Þ    Tanya Jawab

Pertemuan 2 dan 3
Þ    Diskusi

IV. Langkah – Langkah
Pertemuan 1
Kegiatan awal :
Þ  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan inti :
Þ  Guru menjelaskan definisi kolonialisme dan imperialism
Þ  Siswa mendiskripikan perbedaan kolonialisme dan imperilaisme
Þ  Siswa mengidentifikasi latar belakang bangsa eropa ke Indonesia
Þ  Siswa mendiskripsikan terbentuknya pemerintah hindia belanda
Kegiatan akhir :
Þ  Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dibahas
Þ  Guru memberikan umpan balik terhadap hasil kegiatan proses belajar mengajar
Þ  Guru menutup pelajaran

Pertemuan 2
Kegiatan awal :

Þ  Guru memberikan pree test
Þ  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan inti :
Þ   Siswa dibagi menjadi 3 kelompok
*     Kelompok I                :      diberi tugas deskripsi sistem politik etis serta dampaknya
*     Kelompok II               :      diberi tugas deskripsi sistem politik pintu terbuka dan dampaknya
*   Kelompok III         :    diberi tugas mendiskripsikan sistem tanam paksa serta dampaknya
Þ   Setiap kelompok membuat hasil laporan dari diskusi kelompok Secara telitian ( carefulness)
Þ   memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;
Þ   memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;
Kegiatan akhir :
Þ  Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dibahas
Þ  Guru menutup pelajaran

Pertemuan 3
Kegiatan awal :

Þ  Guru memberikan pree test
Þ  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan inti :
Þ   Siswa dibagi menjadi 2 kelompok
*     Kelompok I                :      diberi tugas identifikasi dampak sosial dan politik dari imperialisme dan kolonialisme
*     Kelompok II               :      diberi tugas identifikasi dampak ekonomi dan budaya dari imeprialisme dan kolonialisme
Þ   Setiap kelompok membuat hasil laporan dari diskusi kelompok Secara telitian ( carefulness)
Þ   memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;
Kegiatan akhir :
Þ  Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dibahas
Þ  Guru menutup pelajaran
Pertemuan 4
Kegiatan awal :

Þ  Guru mengajak siswa mengingat materi yang lalu
Þ  Guru memberikan ilustrasi materi yang akan dibahas
Kegiatan inti :
Þ  Guru menjelaskan perlawanan setiap daerah terhadap kolonialisme dan imperilaisme barat
Þ  Siswa mengidentifikasi sebab- sebab perlawanan daerah terhadap kolonialisme dan imperlialisme barat
Þ  Siswa mendeskripsikan perlawanan daerah tersebut
Þ   Siswa mengidentifikasi sebab kberhasilan / kegagalan perlawanan daerah tersebut
Kegiatan akhir :
Þ  Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dibahas
Þ   Guru memberikan umpan balik terhadap hasil kegiatan proses belajar mengajar
Þ  Guru menutup pelajaran

V. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar
Þ    Buku ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SMK
Þ    Buku MODUL STAR
Þ    Referensi yang mendukung
Þ    Internet

VI. Penilaian
Þ    Tes Lisan
Þ    Tugas kelompok

VII. Soal
1.    Sebutkan  latar belakang bangsa eropa berdatangan di dunia timur!
2.    Jelaskan dengan singkat sistem tanam paksa!
3.    Apakah latar belakang terjadinya perang diponegoro?


Jawab!
1.                                                    Latar Belakang bangsa Eropa ke Nusantara:
Semangat reconguesta, Semangat gospelSemangat glory, Semangat gold,
Perkembangan teknologi kemaritiman
Adanya sarana pendukung seperti kompas, teropong, mesiu, dan peta yangmenggambarkan secara lengkap dan akurat garis pantai, terusan, dan pelabuhan.
Ajaran Copernicus yang didukung oleh galileo, bahwa matahari sabagai pusat tata surya
Adanya buku Imago Mundi yang menceritakan Marco Polo (1271 – 1292)
Perjalanan Ordoric da Pardenone menuju Campayang sempat singgah di Jawa pada abad ke-14. Ordoric melaporkan sekilas mengenai kebesaran Majapahit
2.    Sistem Tanam Paksa adalah upaya pemerintah hindia belanda menentukan jenis tanaman yang harus diatanam oleh rakyat, dan dengan ketentuan hasil harus diserahkan pada pemerintah belanda dengan harga yang ditentukan.
3.    Karena pemerintah belanda akan meggusur makan keluarga pangeran diponegoro untuk pembuatan jalan
Tugas Kelompok
Setelah mempelajari materi perkembangan koloniaisme dan imperilaisme barat di Indonesia, maka buatlah makalah dengan tema sebagai berikut:
ü  Mengapa banyak pegawai VOC yang melakukan korupsi?
ü  Bagaiman dampak korupsi bagi suatu Negara?
ü  Bagaimana solusi terbaik untuk memberantas korupsi!




Situbondo,     Juli 2012
Mengetahui,

Kepala SMK Ibrahimy Panji
Guru Mata Diklat




Drs. Moh. Laili Hasan, M. Pd.I.




Imran Rasyadi, S.Pd






















RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah
Mata Pelajaran
:
:
SMK Ibrahimy Panji
Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester
:
X / Ganjil
Pertemuan ke
:
1, 2 dan 3
Alokasi Waktu
:
6 X 45 Menit
Standar Kompetensi
:
Memahami Proses Kebangkitan Nasional
Kompetensi Dasar
:
Menguraikan proses terbentuknya kesadaran nasional, identitas Indonesia dan pergerakan kebangsaan Indonesia
Indikator
:
·      Proses terbentuknya kesadaran nasional, identitas nasional, identitas Indonesia dan pergerakan kebangsaan Indonesia diidentifikasi sesuai dengan corak perjuangannya
·      Timbulnya persatuan dan kesatuan bangsa dijelaskan sesuai kronologisnya
·      Menekankan rasa cinta tanah air dengan memasang dasar Negara, presiden dan wakilnya

I. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1:
Setelah selesai proses pembelajaran, siswa diharapkan dapat :
Þ    Mengidentifikasi latar belakang munculnya kesadaran nasional di Indonesia (faktor internal dan eksternal)
Þ    Mendefinisikan kesadaran nasional
Þ    Menjelaskan awal munculnya kesadaran nasional
Pertemuan 2:
Setelah selesai proses pembelajaran, siswa diharapkan dapat :
Þ  Mengidentifikasi Bentuk dan strategi organisasi pergerakan Nasional Indonesia yang ada
Þ  Mendiskripsikan Bentuk dan strategi organisasi pergerakan Nasional Indonesia yang ada
Þ  Menjelaskan sebab akibat pergerakan Nasional Indonesia
Pertemuan 3:
Setelah selesai proses pembelajaran, siswa diharapkan dapat :
Þ    Menjelaskan identitas nasional Indonesia
Þ    Memberikan informasi terbentuknya gagasan persatuan dan kesatuan bangsa  serta terbentuknya identitas kebangsaan Indonesia




II. Materi Pembelajaran

Pertemuan 1:
            Penjajahan Jepang juga melahirkan penderitaan rakyat yang tiada taranya, tetapi di masa penjajahan Jepang inilah nasionalisme Indonesia, sendi-sendi negara Republik Indonesia terbentuk hingga diproklamirkan tanggal 17 Agustus 1945 oleh Soekarno-Hatta.
Nasionalisme adalah suatu gejala psikologis berupa rasa persamaan dari sekelompok manusia yang menimbulkan kesadaran sebagai suatu bangsa. Nasionalisme merupakan hasil dari pengaruh faktor politik, ekonomi, sosial dan intelektual, yang terjadi dalam lingkungan kebudayaan melalui proses sejarah (historis). Oleh karena itu terdapat perbedaan yang mendasar antara nasionalisme yang terjadi di Eropa dengan yang terjadi di Asia.
Nasionalisme Eropa muncul disebabkan oleh faktor:
  1. munculnya faham rasionalisme dan romantisme;
  2. munculnya faham aufklarung dan kosmopolitanisme;
  3. terjadinya revolusi Perancis;
  4. muncul sebagai reaksi atas agresi yang dilakukan oleh Napoleon Bonaparte.
Sedangkan semangat kebangsaan atau nasionalisme yang terjadi di negara-negara Asia muncul disebabkan oleh:
(1) adanya kenangan akan kejayaan masa lampau,
(2) imperalisme;
(3) pengaruh faham revolusi Perancis;
(4) adanya kemenangan Jepang atas Rusia;
(5) atlantic charter;
(6) timbulnya golongan pertengahan (terpelajar).
Pada dasarnya nasionalisme atau semangat kebangsaan yang muncul di banyak negara memiliki tujuan untuk:
(1) menjamin kemauan dan kekuatan mempertahankan masyarakat nasional melawan musuhmusuh dari luar negara, sehingga melahirkan semangat rela berkorban;
(2) menghilangkan ekstremisme (tuntutan yang berlebih-lebihan) dari warga negara (individu dan kelompok).
Faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya nasionalisme di suatu Negara bisa dari dalam dan bisa juga dari luar.
 Faktor ekstern yang mempengaruhi timbulnya nasionalisme di Indonesia adalah:
(1) pengaruh faham faham modern dari Eropa (liberalisme, humanisme, nasionalisme, komunisme);
(2) pengaruh gerakan Pan-Islamisme;
(3) pengaruh pergerakan bangsa terjajah di Asia; dan
(4) pengaruh kemenangan Jepang atas Rusia.
Sedangkan factor internal yang mendorong munculnya semangat kebangsaan atau nasionalisme
adalah:
(1) timbulnya kembali golongan pertengahan, kaun terpelajar;
(2) adanya penderitaan dan kesengsaraan yang dialami oleh seluruh rakyat dalam berbagai
bidang kehidupan;
(3) pengaruh golongan peranakan; dan
(4) adanya keinginan untuk melepaskan diri dari imperialisme.

Pertemuan 2:
            Pergerakan nasional adalah suatu bentuk perlawanan bangsa Indonesia kepada kaum penjajah yang dilaksanakan tidak dengan menggunakan kekuatan bersenjata, tetapi menggunakan organisasi yang bergerak di bidang sosial, budaya, ekonomi dan politik. Organisasi – organisasi ini pada dasarnya didirikan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat yang mengalami penderitaan akibat penjajahan, namun pada akhirnya bertujuan untuk mewujudkan kemerdekaan.
Budi Utomo (BU)
Budi utomo adalah suatu organisasi yang didirikan oleh kalangan  terpelajar di sekolah kedokteran yang berasal dari priyayi Jawa yang "baru" atau priyayi rendahan. Mereka memiliki pandangan bahwa pendidikan adalah kunci untuk kemajuan. Kelompok inilah yang merupakan kelompok pertama pembentuk suatu organisasi yang benarbenar modern. Dr. Wahidin Sudirohusodo adalah tokoh yang membidani lahirnya Budi Utomo melalui kegiatannnya menghimpun dana beasiswa untuk memberikan pendidikan Barat kepada golongan priyayi Jawa. Sarekat Islam (SI)
Sarekat Islam (SI) pada awalnya bernama Sarekat Dagang Islam (SDI), yaitu perkumpulan bagi pedagang Islam yang didirikan tahun 1911 di Solo, oleh H. Samanhudi. Organisasi ini mempunyai tujuan memajukan perdagangan Indonesia di bawah panji Islam, serta agar para pedagang Islam dapat bersaing dengan pedagang Barat maupun Timur Asing.
Indische Partiij
Indische Partiij merupakan organisasi yang didirikan oleh orang Indo dan anggotanya juga kebanyakan orang Indo, yaitu campuran orang Indo dengan Pribumi. Didirikan oleh Dr. Ernest Francois Eugene Douwes Dekker pada 25 Desember 1912. Dr. Ernest Francois Eugene Douwes
Dekker adalah seorang keluarga jauh Edward Douwes Dekker (Multatuli). Dia kemudian bekerja sama dengan dua orang, Tjipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat. Ketiga tokoh ini dikenal dengan sebutan Tiga Serangkai. Indische Partiij menyatakan bahwa nasionalisme merupakan hal paling penting dan oleh karena itu harus diperjuangkan.
Partai Komunis Indonesia (PKI)
Partai Komunis Indonesia adalah organisasi pergerakan sosialis yang mengadopsi nilai-nilai perjuangan komunisme dari Rusia. Pada awalnya organisasi ini bernama Indische Social Demokratische Vereeniging (ISDV), yang kemudian berubah menjadi Partai Komunis Indonesia pada tahun 1924. Gerakan ini dipelopori oleh seorang Marxis Belanda Sneevliet yang ingin menyebarkan ajaran-ajaran Marxis di Indonesia, khususnya tentang manifesto-komunisnya. Konsep perjuangannya adalah mempertentangkan kelas antara kaum pribumi sebagai buruh dan penjajah sebagai kapitalisme Barat.
Partai Nasional Indonesia (PNI)
Partai Nasional Indonesia didirikan oleh kaum terpelajar, yang dipelopori oleh Soekarno. Berdiranya PNI, tidak terlepas dari pengaruh dilarangnya PKI oleh pemerintah kolonial. Kaum terpelajar dan intelektual serta tokoh-tokoh perjuangan lainnya berusaha memikirkan strategi yang harus dijalankan untuk mencegah agar organisasi-organisasi baru tidak terperangkap pada
kendala yang sama. Untuk itu mereka berkesimpulan bahwa kekerasan dan radikalisme bukan jalan perjuangan yang baik dalam menghadapi pemerintah kolonial.
Partai Indonesia (Partindo)
Partindo berasaskan non kooperatif, konsep sosio-demokrasi dan sosio-nasionalisme dari Ir. Soekarno diterima sebagai citacita yang dituju Partindo. Partindo adalah partai politik yang menghendaki kemerdekaan Indonesia yang didasarkan prinsip menentukan nasib sendiri, kebangsaan, menolong diri sendiri, dan demokrasi. Partindo menekankan perjuangan radikal dalam rangka memperjuangkan kemerdekaan penuh.
Perhimpunan Indonesia
Perhimpunan Indonesia adalah salah satu organisasi pergerakan nasional yang berdiri di negeri Belanda. Perhimpunan Indonesia didirikan oleh mahasiswa Indonesia serta orang-orang Belanda yang menaruh perhatian pada nasib Hindia Belanda yang tinggal di Negeri Belanda. Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI)
PPKI merupakan organisasi yang didirikan sebagai upaya untuk mengumpulkan berbagai macam organisasi sosial politik menjadi satu, agar bisa menjadi kekuatan yang sangat besar dalam melawan penjajah Belanda
Partai Indonesia Raya (Parindra)
Parindra adalah salah satu organisasi yang didirikan sebagai upaya untuk mempersatukan persepsi di antara organisasi pergerakan nasional. Mereka menyadari bahwa hanya dengan persatuan, cita-cita kemerdekaan Indonesia dapat diwujudkan. Upaya tersebut terus dilakukan dalam rapat-rapat, diskusi, dan surat kabar. Salah satu surat kabar yang menampung gagasan persatuan adalah "Soeloeh Rayat Indonesia."
Gabungan Politik Indonesia (Gapi)
Sebelum Gapi dibentuk, tokoh-tokoh pergerakan nasional masih mencari jalan lain agar perjuangan mereka mencapai kemerdekaan segera dapat diraih. Ternyata jalan perjuangan kooperatif dan nonkooperatif masih menghadapi jalan buntu. Tindakan Belanda yang menutup jalan gerakan non kooperatif dan mengharuskan gerakan yang kooperatif untuk selalu meminta izin terhadap Belanda, telah membuat kesal bangsa Indonesia. Oleh karena itu, melalui Volksraad, partai-partai mengeluarkan petisi pada 15 Juli 1936. Petisi yang dikenal sebagai Petisi Sutarjo tersebut berisi usulan kepada pemerintah Belanda untuk mengadakan konferensi membahas tentang status politik Hindia Belanda di Indonesia.
Gerakan dan Organisasi Pemuda
Organisasi pemuda yang didirikan pada awal abad ke-20 meliputi organisasi-organisasi yang didukung oleh para pemuda di daerah. Salah satu di antaranya adalah Perkumpulan Pasundan. Perkumpulan ini didirikan pada 1914 dengan tujuan mempertinggi derajat kesopanan, kecerdasan, memperluas kesempatan kerja, dan penghidupan kegiatan masyarakat.


Organisasi Kepanduan
Selain organisaasi pemuda yang sifatnya politis, lahir pula organiasi kepanduan. Kepanduan mulai ada pada permulaan Perang Dunia I. Kegiatannya difokuskan pada olah raga dengan anggotanya sebagian besar dari kalangan murid-murid sekolah, baik sekolah pribumi maupun
Belanda.
Gerakan Wanita
Pergerakan nasional Indonesia tidak hanya di bidang politik melainkan juga sosial dan wanita. Salah seorang tokoh wanita yang menyuarakan pentingnya emansipasi antara pria dan wanita adalah RA. Kartini. Dia kemudian dinggap sebagai pelopor gerakan emansipasi yang dalam tulisan-tulisannya menuntut agar wanita Indonesia diberi pendidikan karena mereka memikul tugas sebagai seorang ibu yang bertanggung jawab atas pendidikan anaka-naknya.
Faktor pendorong utama munculnya semangat kebangsaan adalah munculnya kesadaran tentang pentingnya semangat kebangsaan, semangat nasional, perasaan senasib sebagai bangsa terjajah, serta keinginan untuk mendirikan negara berdaulat lepas dari cengkeraman imperialisme di seluruh negara-negara jajahan di Asia, Afrika, dan Amerika Latin pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Selain itu juga karena penjajahan mengakibatkan terjadinya penderitaan rakyat
           
Pertemuan 3:
            Pergerakan nasional adalah suatu bentuk perlawanan bangsa Indonesia kepada kaum penjajah yang dilaksanakan tidak dengan menggunakan kekuatan bersenjata, tetapi menggunakan organisasi yang bergerak di bidang sosial, budaya, ekonomi dan politik. Organisasi – organisasi ini pada dasarnya didirikan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat yang mengalami penderitaan akibat penjajahan, namun pada akhirnya bertujuan untuk mewujudkan kemerdekaan. Indonesia yang tidak terkira. Sistem penjajahan Belanda yang eksploitatif terhadap sumber daya alam dan manusia Indonesia serta sewenangwenang terhadap warga pribumi telah menyadarkan penduduk Indonesia tentang adanya sistem kolonialisme dan imperialisme Barat yang menerapkan ketidaksamaan dan perlakuan yang membeda-bedakan (diskriminatif).
Pergerakan nasional melawan penjajahan Belanda di Indonesia diawali pada permulaan abad ke-20, dengan berdirinya Budi Utomo, sarikat Islam dan berbagai macam organisasi lainnya.
Faktor pendorong utama munculnya semangat kebangsaan adalah munculnya kesadaran tentang pentingnya semangat kebangsaan, semangat nasional, perasaan senasib sebagai bangsa terjajah, serta keinginan untuk mendirikan negara berdaulat lepas dari cengkeraman imperialisme di seluruh negara-negara jajahan di Asia, Afrika, dan Amerika Latin pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Selain itu juga karena penjajahan mengakibatkan terjadinya penderitaan rakyat
            Indonesia yang tidak terkira. Sistem penjajahan Belanda yang eksploitatif terhadap sumber daya alam dan manusia Indonesia serta sewenangwenang terhadap warga pribumi telah menyadarkan penduduk Indonesia tentang adanya sistem kolonialisme dan imperialisme Barat yang menerapkan ketidaksamaan dan perlakuan yang membeda-bedakan (diskriminatif).
Identitas Nasional adalah ciri khas yang menandai keberadaan suatu bangsa. Setiap bangsa yang menegara (nation state) memiliki identitas nasionalnya sendiri-sendiri, berbeda dengan identitas nasional bangsa lain. Identitas nasional bangsa Indonesia berasal dari sejarah panjang pembentukan bangsa Indonesia dan kondisi sosio-kultural yang melingkupi bangsa Indonesia. Wujud identitas nasional bangsa Indonesia berupa lambang atau simbol kenegaraan yang sudah diterima dalam kehidupan negara Indonesia. Identitas nasional itu berupa bahasa Indonesia, bendera negara, lagu kebangsaan, lambang negara, dan Pancasila sebagai dasar negara. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan identitas nasional bangsa Indonesia, meliputi primordial, sakral, tokoh, bhineka tunggal ika, konsep sejarah, perkembangan ekonomi, dan kelembagaan.
            Pada saat ini, kesadaran nasional bangsa Indonesia mengalami perkembangan dalam perwujudannya, bukan lagi diarahkan pada upaya perwujudan kemerdekaan terlepas dari penjajahan, tetapi diwujudkan dalam kemerdekaan untuk mampu memenuhi segala kebutuhan bangsa dan negara secara mandiri, tidak tergantung kepada bangsa dan Negara lain.
Ketidaktergantungan pada bangsa dan negara lain dalam memenuhi kebutuhan hidup ini secara tidak langsung bermakna peningkatan kesejahteraan bangsa.
Kemandirian dalam pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat bangsa menuntut adanya prestasi dari anak bangsa. Prestasi inilah perjuangan atau pergerakan nasional yang harus dilakukan oleh generasi bangsa Indonesia saat ini. Prestasi unggul anak bangsa seperti ini secara tidak langsung bisa mengembangkan identitas nasional bangsa Indonesia.
Dengan adanya pendidikan maka bangsa Indonesia mempunyai harapan kehidupan yang cerah sehingga kita mempunyai gagasan untuk melakukan pergerakan nsioanl yaitu Gerakan daerah ( sebelum adanya Soempah Pemoeda tahun 1908 ), Gerakan Nasional ( setelah adanya Soempah Pemoeda tahun 1908 ).
            Bangsa  Indonesia  merupakan  bangsa  yang  pernah  menjadi bangsa terjajah. Sejarah panjang penjajahan ini telah menumbuhkan rasa kebangsaan (nasionalisme) yang membedakan wujud identitas bangsa Indonesia  dengan  bangsa  lain  di  dunia.  Rasa  kebangsaan  tersebut misalnya berupa kebangkitan nasional yang dipelopori oleh Budi Utomo, semangat sumpah pemuda tahun 1928, dan wujud kemerdekaan negara Indonesia tahun 1945, serta semangat untuk mengisi kemerdekaan.
Wujud identitas nasional bangsa Indonesia berupa lambang atau simbol  kenegaraan  yang  sudah  diterima  dalam  kehidupan  negara Indonesia.  Identitas  nasional  itu  berupa  bahasa  Indonesia,  bendera negara, lagu kebangsaan, lambang negara, dan Pancasila sebagai dasar negara.

III. Metode Pembelajaran
Pertemuan 1:
Þ    Ceramah
Þ    Tanya Jawab
Pertemuan 2:
Þ    Diskusi
Þ    Pemberian Tugas
IV. Langkah – Langkah
Pertemuan 1
Kegiatan awal :
Þ  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Þ  Guru memberikan ilustrasi materi
Kegiatan inti :
Þ  Siswa mengidentifikasi latar belakang terjadinya kesadaran nasional
Þ  Siswa mendiskripikan factor internal kesadaran nasional
Þ  Siswa mendefinisikan factor eksternal kesadaran nasional
Kegiatan akhir :
Þ  Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dibahas
Þ  Guru memberikan umpan balik terhadap hasil kegiatan proses belajar mengajar
Þ  Guru menutup pelajaran

Pertemuan 2
Kegiatan awal :

Þ  Guru memberikan pree test
Þ  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan inti :
Þ   Siswa dibagi menjadi 3 kelompok
*   Kelompok I            :           diberi tugas mendefinisikan tujuan dan keberhasilan Budi Utomo (BU), Sarekat Islam (SI), Indische Partiij, Gerakan Wanita
*   Kelompok II          :           diberi tugas mendefinisikan tujuan dan keberhasilan Partai Nasional Indonesia (PNI), Partai Indonesia (Partindo), Perhimpunan Indone
 *   Kelompok III         :    diberi tugas mendefinisikan tujuan dan keberhasilan Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI), Partai Indonesia Raya (Parindra), Gerakan dan Organisasi Pemuda, Organisasi Kepanduan
Þ   Setiap kelompok membuat hasil laporan dari diskusi kelompok Secara telitian ( carefulness)
Þ   memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;
Þ   memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;
Kegiatan akhir :
Þ  Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dibahas
Þ  Guru menutup pelajaran





Pertemuan 3
Kegiatan awal :

Þ  Guru memberikan pree test
Þ  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan inti :
Þ   Siswa dibagi menjadi 2 kelompok
*     Kelompok I                :      mendeskripsikan Simbol-simbol yang menjadi identitas nasional bangsa Indonesia yaitu  bahasa Indonesia, bendera merah putih 
     *     Kelompok II              : mendeskripsikan Simbol-simbol yang menjadi identitas nasional bangsa Indonesia yaitu lagu kebangsaan  Indonesia Raya, dan lambang negara garuda pancasila.
Þ   Setiap kelompok membuat hasil laporan dari diskusi kelompok Secara telitian ( carefulness)
Þ   memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;
Kegiatan akhir :
Þ  Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dibahas
Þ  Guru menutup pelajaran

V. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar
Þ    Buku ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Sejarah SMA
Þ    Buku MODUL
Þ    Buku referensi yang mendukung

VI. Penilaian
Þ    Tes Lisan
Þ    Tugas Kelompok

VII. Soal
1.    Jelaskan definisi Pergerakan Nasional!
2.    Apakah yang menjadikan bangsa Indonesia sulit untuk mendapatkan pendidikan pada masa pemerintahan belanda!
3.    Sebutkan faktor- faktor yang mempengaruhi pembentukan Identitas Nasional yang kamu ketahui!
Jawab!
1)   Pergerakan Nasionalisme adalah bentuk perlawanan terhadap penjajah yang dilaksanakan tanpa kekuatan persenjataan tetapi menggunakan organisasi yang bergerak dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan politik
2)   Beberapa hambatan masuk sekolah:
Adanya perbedaan warna kulit (color line division).
Sistem pendidikan yang dikembangkan disesuaikan dengan status sosial masyarakat (Eropa, Timur Asing, atau bumi putera).
Bagi kelompok bumi putera masih dibedakan oleh status keturunan (bangsawan, priyayi, rakyat jelata).
3)   Berupa  bahasa yaitu bahasa Indonesia,  bendera Negara yaitu merah putih, lagu kebangsaan yaitu Indonesia raya, lambang Negara yaitu burung garuda, dan dasar Negara yaitu pancasila.


Tugas kelompok:
Isilah tabel ini mengenai perjuangan bangsa Indonesia sebelum terjadinya soempah pemoeda 27 Oktober 1908 dan setelah terjadinya soempah pemoeda 28 Oktober 1908.
NO
Keterangan
Sebelum Tahun 1908
Setelah tahun 1908
1
Bentuknya


2
Sifatnya


3
Taktiknya


4
Tujuannya


5
Gerakannya







Situbondo,     Juli 2012


Mengetahui,



Kepala SMK Ibrahimy Panji
Guru Mata Diklat






Drs. Moh. Laili Hasan, M. Pd.I.




Imran Rasyadi, S.Pd







Tidak ada komentar:

Posting Komentar