Selasa, 11 Desember 2012

STRUKTUR SOSIAL


STRUKTUR SOSIAL ( IPS SMK kls XII )
STRUKTUR SOSIAL
Secara etimologis, struktur social berarti susunan masyarakat. Struktur social adalah jalinan unsur-unsur social yang pokok. Unsur tersebut terdiri dari kelompok, kaidah/norma, nilai, organisasi dan sebagainya. Kesemua unsur tersebut saling berkaitan satu dengan yang lain, sehingga ketika terjadi kegoncangan pada salah satu unsur maka unsur yang lain akan ikut tergoncang.

a. Pengelompokkan Masyarakat

Pada umumnya berdasarkan tempat tinggal masyarakat dikelompokkan menjadi masyarakat desa dan masyarakat kota. Menurut Soerjono (1990), masyarakat kota dan desa memiliki perhatian yang berbeda, khususnya perhatian terhadap keperluan hidup. Masyarakat desa pada umumnya, yang diutamakan adalah perhatian khusus terhadap keperluan pokok, fungsi-fungsi yang lainnya diabaikan. Sedangkan pandangan masyarakat kota, mereka melihat selain kebutuhan pokok, pandangan masyarakat sekitarnya juga diperhatikan. Misalnya makan, bukan hanya sekedar kandungan gizi dan
 enaknya saja yang diperhatikan, tetapi juga memperhatikan peralatan dan tempatnya makan. Pembagian kerja (division of labor) pada masyarakat kota sudah terspesialiasasi. Begitu pula jenis profesi pekerjaan sangat banyak macamnya (heterogen).

Tonnies (dalam Soekanto, 1990) mengelompokkan masyarakat dengan sebutan masyarakat gemainschaft dan geselschaft. Masyarakat gemainschaft atau disebut juga paguyuban adalah kelompok masyarakat dimana anggotanya sangat terikat secara emosional dengan yang lainnya. Sedangkan masyarakat geselschaft atau patembeyan ikatan-ikatan diantara anggotanya kurang kuat dan bersifat rasional. Paguyuban cenderung sebagai refleksi masyarakat desa, sedangkan patembayan refleksi masyakat kota.

b. PELAPISAN MASYARAKAT

Setiap masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan tertentu terhadap hal-hal tertentu dalam masyarakat yang bersangkutan. Penghargaan yang lebih tinggi terhadap hal-hal tertentu, akan menempatkan hal tersebut pada kedudukan yang lebih tinggi dari lainnya.
 Gejala tersebut menimbulkan lapisan masyarakat, yang merupakan pembedaan posisi seseorang atau suatu kelompok dalam kedudukan yang berbeda-beda secara vertikal. Sistem lapisan dalam masyarakat tersebut, dalam sosiologi dikenal dengan social stratification. Kata stratification berasal dari stratum (jamaknya: strata yang berarti lapisan). Sorokin menyatakan bahwa social stratification adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas tinggi dan kelas yang lebih rendah. Adapun ukuran atau criteria yang biasa digunaan dalam pelapisan masyarakata adalah :

1. kekayaan
 2. kekuasaan
 3. kehormatan
 4. penguasaan Ilmu Pengetahuan

1. Sifat-Sifat Lapisan Masyarakat

Sifat lapisan didalam suatu masyarakat dapat bersifat tertutup (closed social stratification) dan (open social stratification). Bersifat tertutup bilamana membatasi kemungkinan pindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan yang lain. Sebaliknya di
 dalam sistem terbuka, setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kecakapan sendiri untuk naik lapisan, atau bagi mereka yang tidak beruntung, untuk jatuh dari lapisan yang atas ke lapisan di bawahnya.

 2. Unsur-Unsur Lapisan Masyarakat

a. Kedudukan (Status)

Kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial.
 Masyarakat pada umumnya mengembangkan dua macam kedudukan Yaitu :

1. ascribed-status, adalah kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan- perbedaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan tersebut diperoleh karena kelahiran, misalnya kedudukan anak seorang bangsawan adalah bangsawan pula.

2. Achieved-Status adalah kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja. Kedudukan ini tidak diperoleh atas dasar kelahiran. Akan tetapi bersifat terbuka bagi siapa saja tergantung dari kemampuan masing-masing dalam mengejar serta mencapai tujuantujuannya.

 b. Peranan (Role)

Peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu peranan.

C. DIFFERENSIASI SOSIAL

Differensiasi social merupakan pembedaan penduduk atau warga masyarakat secara horizontal atau setara. Perwujudan dai diferensiasi social berdasarkan atas ras, agama, profesi, suku bangsa, dan sebagainya.

1. Ciri-ciri yang Mendasari Diferensiasi Sosial.
 Diferensiasi sosial ditandai dengan adanya perbedaan berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut:
 a. Ciri Fisik
 Diferensiasi ini terjadi karena perbedaan ciri-ciri tertentu. Misalnya : warna kulit, bentuk mata, rambut, hidung, muka, dsb.
 b. Ciri Sosial
 Diferensiasi sosial ini muncul karena perbedaan pekerjaan yang menimbulkan cara pandang dan pola perilaku dalam masyarakat berbeda. Termasuk didalam kategori ini adalah perbedaan peranan, prestise dan kekuasaan. Contohnya : pola perilaku seorang perawat akan berbeda dengan seorang karyawan kantor.
 c. Ciri Budaya
 Diferensiasi budaya berhubungan erat dengan pandangan hidup suatu masyarakat menyangkut nilai-nilai yang dianutnya, seperti religi ataukepercayaan, sistem kekeluargaan, keuletan dan ketangguhan (etos). Hasil dari nilai-nilai yang dianut suatu masyarakat dapat kita lihat dari bahasa, kesenian, arsitektur, pakaian adat, agama, dsb.
 2. Bentuk-bentuk Diferensiasi Sosial
 Pengelompokan masyarakat membentuk delapan kriteria diferensiasi sosial.
 a. Diferensiasi Ras
 Ras adalah suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri fisik bawan yang sama. Diferensiasi ras berarti pengelompokan masyarakat berdasarkan ciri- ciri fisiknya, bukan budayanya.
 Secara garis besar, manusia dibagi ke dalam ras-ras sebagai berikut :
 1) Menurut A.L. Krober
  Austroloid, mencakup penduduk asli Australia (Aborigin)
  Mongoloid :
 - Asiatic Mongoloid (Asia Utara, Asia Tengah dan Asia Timur)
 - Malayan Mongoloid (Asia Tenggara, Indonesia, Malaysia, Filiphina, penduduk asli Taiwan)
 - American Mongoloid (penduduk asli Amerika)
  Kaukasoid :
 - Nordic (Eropa Utara, sekitar L. Baltik)
 - Alpine (Eropa Tengah dan Eropa Timur)
 - Mediteranian (sekitar L. Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arab, Iran)
 - Indic (Pakistan, India, Bangladesh, Sri Langka)
  Negroid :
 - African Negroid (Benua Afrika)
 - Negrito (Afrika Tengah, Semenanjung Malaya yang dikenal dengan nama orang Semang, Filipina)
 - Melanesian (Irian, Melanesia)
  Ras-ras khusus (tidak dapat diklasifikasikan ke dalam empat ras pokok) :
 - Bushman (gurun Kalahari, Afrika Selatan)
 - Veddoid (pedalaman Sri Langka, Sulawesi Selatan)
 - Polynesian (kepulauan Micronesia dan Polynesia)
 - Ainu (di pulau Hokkaido dan Karafuto Jepang)
 2) Menurut Ralph Linton
 - Mongoloid, dengan ciri-ciri kulit kuning sampai sawo matang, rambut lurus, bulu badan sedikit, mata sipit (terutama Asia Mongoloid). Ras Mongoloid dibagi menjadi dua, yaitu Mongoloid Asia dan Indian. Mongoloid Asia terdiri dari Sub Ras Tionghoa (terdiri dari Jepang, Taiwan, Vietnam) dan Sub Ras Melayu. Sub Ras Melayu terdiri dari Malaysia, Indonesia, dan Filipina. Mongoloid Indian terdiri dari orang- orang Indian di Amerika.
 - Kaukasoid, memiliki ciri fisik hidung mancung, kulit putih, rambut pirang sampai coklat kehitam-hitaman, dan kelopak mata lurus. Ras ini terdiri dari Sub Ras Nordic, Alpin, Mediteran, Armenoid dan India.
 - Negroid, dengan ciri fisik rambut keriting, kulit hitam, bibir tebal dan kelopak mata lurus. Ras ini dibagi menjadi Sub Ras Negrito, Nilitz, Negro Rimba, Negro Oseanis dan Hotentot-Boysesman. Aborigin.
 - Bagaimana dengan Indonesia ? Sub ras apa saja yang mendiami negara kita ini ?
 - Indonesia didiami oleh bermacam-macam Sub Ras sebagai berikut:
 - Negrito, yaitu suku bangsa Semang di Semenanjung Malaya dan sekitarnya.
 - Veddoid, yaitu suku Sakai di Riau, Kubu di Sumatera Selatan, Toala dan Tomuna di Sulawesi.
 - Neo Melanosoid, yaitu penduduk kepulauan Kei dan Aru.
 - Melayu, yang terdiri dari dua :
 - Melayu Tua (Proto Melayu), yaitu orang Batak, Toraja dan Dayak
 - Melayu Muda (Deutro Melayu), yaitu orang Aceh, Minang, Bugis/ Makasar, Jawa, Sunda, dsb.
 b. Diferensiasi Suku Bangsa (Etnis)
 Apa yang dimaksud dengan suku bangsa atau etnis itu ? Menurut Hassan Shadily MA, suku bangsa atau etnis adalah segolongan rakyat yang masih dianggap mempunyai hubungan biologis. Diferensiasi suku bangsa merupakan penggologan manusia berdasarkan ciri-ciri biologis yang sama, seperti ras. Namun suku bangsa memiliki ciri-ciri paling mendasar yang lain, yaitu adanya kesamaan budaya. Suku bangsa memiliki kesamaan berikut :
 - ciri fisik
 - kesenian
 - bahasa daerah
 - adat istiadat
 Suku bangsa yang ada di Indonesia antara lain :
 - di Pulau Sumatera : Aceh, Batak, Minangkabau, Bengkulu, Jambi, Palembang, Melayu, dsb.;
 - di Pulau Jawa : Sunda, Jawa, Tengger, dsb.;
 - di Pulau Kalimantan : Dayak, Banjar, dsb.;
 - di Pulau Sulawesi : Bugis, Makasar, Toraja, Minahasa, Toli-toli, Bolaang
 - -Mangondow, Gorontalo, dsb.;
 - di Kep. Nusa Tenggara : Bali, Bima, Lombok, Flores, Timor, Rote, dsb.;
 - di Kep. Maluku dan : Ternate, Tidore, Dani, Asmat, dsb.
 - Irian
 c. Diferensiasi Klen (Clan)
 Klen (Clan) sering juga disebut kerabat luas atau keluarga besar. Klen merupakan kesatuan keturunan (genealogis), kesatuan kepercayaan (religiomagis) dan kesatuan adat (tradisi). Klen adalah sistem sosial yang berdasarkan ikatan darah atau keturunan yang sama umumnya terjadi pada masyarakat unilateral baik melalui garis ayah (patrilineal) maupun garis ibu (matrilineal).
 * Klen atas dasar garis keturunan ayah (patrilineal) antara lain terdapat pada:
 - Masyarakat Batak (dengan sebutan Marga)
 - Marga Batak Karo : Ginting, Sembiring, Singarimbun, Barus, Tambun, Paranginangin;
 - Marga Batak Toba : Nababan, Simatupang, Siregar;
 - Marga Batak Mandailing : Harahap, Rangkuti, Nasution, Batubara, Daulay.
 - Masyarakat Minahasa (klennya disebut Fam) antara lain : Mandagi, Lasut, Tombokan, Pangkarego, Paat, Supit.
 - Masyarakat Ambon (klennya disebut Fam) antara lain : Pattinasarani, Latuconsina, Lotul, Manuhutu, Goeslaw.
 - Masyarakat Flores (klennya disebut Fam) antara lain : Fernandes, Wangge, Da Costa, Leimena, Kleden, De- Rosari, Paeira.
 * Klen atas dasar garis keturunan ibu (matrilineal) antara lain terdapat pada masyarakat Minangkabau, Klennya disebut suku yang merupakan gabungan dari kampuang-kampuang. Nama-nama klen di Minangkabau antara lain : Koto, Piliang, Chaniago, Sikumbang, Melayu, Solo, Dalimo, Kampai, dsb. Masyarakat di Flores, yaitu suku Ngada juga menggunakan sistem Matrilineal.
 d. Diferensiasi Agama
 Menurut Durkheim agama adalah suatu sistem terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal-hal yang suci. Agama merupakan masalah yang essensial bagi kehidupan manusia karena menyangkut keyakinan seseorang yang dianggap benar. Keyakinan terhadap agama mengikat pemeluknya secara moral. Keyakinan itu membentuk golongan masyarakat moral (umat). Umat pemeluk suatu agama bisa dikenali dari cara berpakaian, cara berperilaku, cara beribadah, dan sebagainya. Jadi, Diferensiasi agama merupakan pengelompokan masyarakat berdasarkan agama/kepercayaannya.
 1) Komponen-komponen Agama
 * Emosi keagamaan, yaitu suatu sikap yang tidak rasional yang mampu menggetarkan jiwa, misalnya sikap takut bercampur percaya.
 * Sistem keyakinan, terwujud dalam bentuk pikiran/gagasan manusia seperti keyakinan akan sifat-sifat Tuhan, wujud alam gaib, kosmologi, masa akhirat, cincin sakti, roh nenek moyang, dewa-dewa, dan sebagainya.
 * Upacara keagamaan, yang berupa bentuk ibadah kepada Tuhan, Dewa-dewa dan Roh Nenek Moyang.
 * Tempat ibadah, seperti Mesjid, Gereja, Pura, Wihara, Kuil, Klenteng.
 * Umat, yakni anggota salah satu agama yang merupakan kesatuan sosial.
 2) Agama dan Masyarakat
 Dalam perkembangannya agama mempengaruhi masyarakat dan demikian juga masyarakat mempengaruhi agama atau terjadi interaksi yang dinamis. Di Indonesia, kita mengenal agama Islam, Katolik, Protestan, Budha dan Hindu. Disamping itu berkembang pula agama atau kepercayaan lain, seperti Khong Hu Chu, Aliran Kepercayaan, Kaharingan dan Kepercayaan-kepercayaan asli lainnya.
 e. Diferensiasi Profesi (pekerjaan)
 Profesi atau pekerjaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan manusia sebagai sumber penghasilan atau mata pencahariannya. Diferensiasi profesi merupakan pengelompokan masyarakat yang didasarkan pada jenis pekerjaan atau profesinya. Profesi biasanya berkaitan dengan suatu ketrampilan khusus. Misalnya profesi guru memerlukan ketrampilan khusus, seperti : pandai berbicara, suka membimbing, sabar, dsb. Berdasarkan perbedaan profesi kita mengenal kelompok masyarakat berprofesi seperti guru, dokter, pedagang, buruh, pegawai negeri, tentara, dan sebagainya. Perbedaan profesi biasanya juga akan berpengaruh pada perilaku sosialnya. Contohnya, perilaku seorang guru akan berbeda dengan seorang dokter ketika keduanya melaksanakan pekerjaannya.
 f. Diferensiasi Jenis Kelamin
 Jenis kelamin merupakan kategori dalam masyarakat yang didasarkan pada perbedaan seks atau jenis kelamin (perbedaan biologis). Perbedaan biologis ini dapat kita lihat dari struktur organ reproduksi, bentuk tubuh, suara, dan sebagainya. Atas dasar itu, terdapat kelompok masyarakat laki-laki atau pria dan kelompok perempuan atau wanita.
 g. Diferensiasai Asal Daerah
 Diferensiasi ini merupakan pengelompokan manusia berdasarkan asal daerah atau tempat tinggalnya, desa atau kota. Terbagi menjadi:
 - masyarakat desa : kelompok orang yang tinggal di pedesaan atau berasal dari desa;
 - masyarakat kota : kelompok orang yang tinggal di perkotaan atau berasal dari kota.
 Perbedaan orang desa dengan orang kota dapat kita temukan dalam hal-hal berikut ini : – perilaku
 - tutur kata
 - cara berpakaian
 - cara menghias rumah, dsb.
 h. Diferensiasi Partai
 Demi menampung aspirasi masyarakat untuk turut serta mengatur negara/ berkuasa, maka bermunculan banyak sekali partai. Diferensiasi partai adalah perbedaan masyarakat dalam kegiatannya mengatur kekuasaan negara, yang berupa kesatuan-kesatuan sosial, seazas, seideologi dan sealiran. Pada Pemilu tahun 1999 yang lalu terdapat 48 partai, pada Pemilu tahun 2004 mungkin jumlah partai sudah bertambah lebih banyak

PRANATA SOSIAL

Corak dari sesuatu struktur sosial ditentukan oleh kebudayaan dari masyarakat yang bersangkutan, dalam kaitannya dengan lingkungan hidup yang nyata yang dihadapi oleh warga masyarakat yang bersangkutan. Perwujudan dari kebudayaan sebagai model atau pola bagi kelakuan, yang berupa aturan-aturan atau norma-norma, dalam kehidupan sosial manusia adalah melalui beraneka ragam corak pranata-pranata sosial.

Beberapa istilah yang dipergunakan oleh para ahli untuk menyebut pranata sosial dainataranya Selo Soemardjan, Soelaeman Soemardi menggunakan istilah Lembaga Kemasyarakatan “social institution”‘ sedangkan Mely G. Tan, Koentjaraningrat, Harsya W.Bachtiar menggunakan istilah “pranata sosial”, Hertzler, Broom, Nimkoff memberi istilah “lembaga sosial” (Soekanto, 1990).

Secara ringkas, pranata sosial adalah sistem norma khusus yang menjadi wahana atau menata suatu rangakaian tindakan yang memungkinkan warga masyarakat untuk berinteraksi menurut pola-pola resmi. Misalnya: belajar di sekolah, bermain tinju, diklat dan sebagainya.

5. Proses Pembentukan Pranata Sosial

Pembentukan pranata sosial melalui proses sebagai berikut:

1. Proses sosialisasi yakni proses untuk memperkenalkan dan memasyarakatkan suatu norma kemasyarakatan yang baru, agar masyarakat mengenal dan mengetahui norma tersebut.

2. Proses institutonalization yakni proses yang dilewati oleh sesuatu norma kemasyarakatan yang baru untuk menjadi bagian dari salah satu pranata sosial, sehingga norma-norma kemasyarakatan itu oleh masyarakat tidak hanya dikenal, diakui, dihargai dan tetapi kemudian ditaati dalam kehidupan sehari-hari.

3. Norma-norma yang internalized artinya proses norma-norma kemasyarakat tidak hanya berhenti sampai institutionalization saja, akan tetapi mungkin norma-norma tersebut mendarah daging dalam jiwa anggota masyarakat.

6. Fungsi Pranata Sosial

Dalam kehidupan masyarakat terdapat pranata utama antara lain: pranata keluarga, pranata agama, pranata pendidikan, pranata ekonomi dan pranata politik. Studi tentang pranata tersebut melahirkan cabang ilmu sosiologi seperti sosiologi perekonomian, sosiologi politik, sosiologi pendidikan, sosiologi keluarga, sosiologi agama.

TUGAS .!
 Cari mengenai fungsi-fungsi pranata social .

Ciri-ciri Pranata Sosial

Secara lengkap ciri-ciri pranata sosial diberikan oleh Gillin and Gillin dalam General features of institution diuraikan secara umum sebagai berikut:

1) Suatu lembaga kemasyarakatan adalah organisasi pola-pola pemikiran dan pola-pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas kemasyarakatan dan hasil-hasilnya.

2) Suatu tingkat kekekalan tertentu merupakan cirri dari semua lembaga kemasyarakatan.

3) Lembaga kemasyarakatan mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu.

4) Lembaga kemasyarakatan mempunyai alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga bersangkutan seperti bangunan, peralatan, mesin dan lain sebagainya.

5) Lambang- lambang juga merupakan cirri khas dari lembaga-lembaga kemasyarakatan.

6) Suatu kembaga kemasyarakatan mempunyai tradisi tertulis ataupun tidak tertulis yang merumuskan tujuan, tata tertib yang berlaku,dan lain-lain.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar