STRUKTUR SOSIAL ( IPS
SMK kls XII )
STRUKTUR SOSIAL
Secara etimologis,
struktur social berarti susunan masyarakat. Struktur social adalah jalinan
unsur-unsur social yang pokok. Unsur tersebut terdiri dari kelompok,
kaidah/norma, nilai, organisasi dan sebagainya. Kesemua unsur tersebut saling
berkaitan satu dengan yang lain, sehingga ketika terjadi kegoncangan pada salah
satu unsur maka unsur yang lain akan ikut tergoncang.
a. Pengelompokkan
Masyarakat
Pada umumnya
berdasarkan tempat tinggal masyarakat dikelompokkan menjadi masyarakat desa dan
masyarakat kota. Menurut Soerjono (1990), masyarakat kota dan desa memiliki
perhatian yang berbeda, khususnya perhatian terhadap keperluan hidup.
Masyarakat desa pada umumnya, yang diutamakan adalah perhatian khusus terhadap
keperluan pokok, fungsi-fungsi yang lainnya diabaikan. Sedangkan pandangan
masyarakat kota, mereka melihat selain kebutuhan pokok, pandangan masyarakat
sekitarnya juga diperhatikan. Misalnya makan, bukan hanya sekedar kandungan
gizi dan
enaknya saja yang diperhatikan, tetapi juga
memperhatikan peralatan dan tempatnya makan. Pembagian kerja (division of
labor) pada masyarakat kota sudah terspesialiasasi. Begitu pula jenis profesi
pekerjaan sangat banyak macamnya (heterogen).
Tonnies (dalam Soekanto,
1990) mengelompokkan masyarakat dengan sebutan masyarakat gemainschaft dan
geselschaft. Masyarakat gemainschaft atau disebut juga paguyuban adalah
kelompok masyarakat dimana anggotanya sangat terikat secara emosional dengan
yang lainnya. Sedangkan masyarakat geselschaft atau patembeyan ikatan-ikatan
diantara anggotanya kurang kuat dan bersifat rasional. Paguyuban cenderung
sebagai refleksi masyarakat desa, sedangkan patembayan refleksi masyakat kota.
b. PELAPISAN
MASYARAKAT
Setiap masyarakat
senantiasa mempunyai penghargaan tertentu terhadap hal-hal tertentu dalam
masyarakat yang bersangkutan. Penghargaan yang lebih tinggi terhadap hal-hal
tertentu, akan menempatkan hal tersebut pada kedudukan yang lebih tinggi dari
lainnya.
Gejala tersebut menimbulkan lapisan
masyarakat, yang merupakan pembedaan posisi seseorang atau suatu kelompok dalam
kedudukan yang berbeda-beda secara vertikal. Sistem lapisan dalam masyarakat
tersebut, dalam sosiologi dikenal dengan social stratification. Kata
stratification berasal dari stratum (jamaknya: strata yang berarti lapisan).
Sorokin menyatakan bahwa social stratification adalah pembedaan penduduk atau
masyarakat ke dalam kelas-kelas tinggi dan kelas yang lebih rendah. Adapun
ukuran atau criteria yang biasa digunaan dalam pelapisan masyarakata adalah :
1. kekayaan
2. kekuasaan
3. kehormatan
4. penguasaan Ilmu Pengetahuan
1. Sifat-Sifat Lapisan
Masyarakat
Sifat lapisan didalam
suatu masyarakat dapat bersifat tertutup (closed social stratification) dan
(open social stratification). Bersifat tertutup bilamana membatasi kemungkinan
pindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan yang lain. Sebaliknya di
dalam sistem terbuka, setiap anggota
masyarakat mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kecakapan sendiri untuk naik
lapisan, atau bagi mereka yang tidak beruntung, untuk jatuh dari lapisan yang
atas ke lapisan di bawahnya.
2. Unsur-Unsur Lapisan Masyarakat
a. Kedudukan (Status)
Kedudukan diartikan
sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial.
Masyarakat pada umumnya mengembangkan dua
macam kedudukan Yaitu :
1. ascribed-status,
adalah kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan-
perbedaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan tersebut diperoleh karena
kelahiran, misalnya kedudukan anak seorang bangsawan adalah bangsawan pula.
2. Achieved-Status
adalah kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja.
Kedudukan ini tidak diperoleh atas dasar kelahiran. Akan tetapi bersifat
terbuka bagi siapa saja tergantung dari kemampuan masing-masing dalam mengejar
serta mencapai tujuantujuannya.
b. Peranan (Role)
Peranan (role)
merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak
dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu peranan.
C. DIFFERENSIASI
SOSIAL
Differensiasi social
merupakan pembedaan penduduk atau warga masyarakat secara horizontal atau
setara. Perwujudan dai diferensiasi social berdasarkan atas ras, agama,
profesi, suku bangsa, dan sebagainya.
1. Ciri-ciri yang
Mendasari Diferensiasi Sosial.
Diferensiasi sosial ditandai dengan adanya
perbedaan berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Ciri Fisik
Diferensiasi ini terjadi karena perbedaan
ciri-ciri tertentu. Misalnya : warna kulit, bentuk mata, rambut, hidung, muka,
dsb.
b. Ciri Sosial
Diferensiasi sosial ini muncul karena
perbedaan pekerjaan yang menimbulkan cara pandang dan pola perilaku dalam
masyarakat berbeda. Termasuk didalam kategori ini adalah perbedaan peranan,
prestise dan kekuasaan. Contohnya : pola perilaku seorang perawat akan berbeda
dengan seorang karyawan kantor.
c. Ciri Budaya
Diferensiasi budaya berhubungan erat dengan
pandangan hidup suatu masyarakat menyangkut nilai-nilai yang dianutnya, seperti
religi ataukepercayaan, sistem kekeluargaan, keuletan dan ketangguhan (etos).
Hasil dari nilai-nilai yang dianut suatu masyarakat dapat kita lihat dari
bahasa, kesenian, arsitektur, pakaian adat, agama, dsb.
2. Bentuk-bentuk Diferensiasi Sosial
Pengelompokan masyarakat membentuk delapan
kriteria diferensiasi sosial.
a. Diferensiasi Ras
Ras adalah suatu kelompok manusia yang
memiliki ciri-ciri fisik bawan yang sama. Diferensiasi ras berarti
pengelompokan masyarakat berdasarkan ciri- ciri fisiknya, bukan budayanya.
Secara garis besar, manusia dibagi ke dalam
ras-ras sebagai berikut :
1) Menurut A.L. Krober
Austroloid, mencakup penduduk asli Australia
(Aborigin)
Mongoloid :
- Asiatic Mongoloid (Asia Utara, Asia Tengah
dan Asia Timur)
- Malayan Mongoloid (Asia Tenggara, Indonesia,
Malaysia, Filiphina, penduduk asli Taiwan)
- American Mongoloid (penduduk asli Amerika)
Kaukasoid :
- Nordic (Eropa Utara, sekitar L. Baltik)
- Alpine (Eropa Tengah dan Eropa Timur)
- Mediteranian (sekitar L. Tengah, Afrika Utara,
Armenia, Arab, Iran)
- Indic (Pakistan, India, Bangladesh, Sri
Langka)
Negroid :
- African Negroid (Benua Afrika)
- Negrito (Afrika Tengah, Semenanjung Malaya
yang dikenal dengan nama orang Semang, Filipina)
- Melanesian (Irian, Melanesia)
Ras-ras khusus (tidak dapat diklasifikasikan
ke dalam empat ras pokok) :
- Bushman (gurun Kalahari, Afrika Selatan)
- Veddoid (pedalaman Sri Langka, Sulawesi
Selatan)
- Polynesian (kepulauan Micronesia dan
Polynesia)
- Ainu (di pulau Hokkaido dan Karafuto Jepang)
2) Menurut Ralph Linton
- Mongoloid, dengan ciri-ciri kulit kuning
sampai sawo matang, rambut lurus, bulu badan sedikit, mata sipit (terutama Asia
Mongoloid). Ras Mongoloid dibagi menjadi dua, yaitu Mongoloid Asia dan Indian.
Mongoloid Asia terdiri dari Sub Ras Tionghoa (terdiri dari Jepang, Taiwan,
Vietnam) dan Sub Ras Melayu. Sub Ras Melayu terdiri dari Malaysia, Indonesia,
dan Filipina. Mongoloid Indian terdiri dari orang- orang Indian di Amerika.
- Kaukasoid, memiliki ciri fisik hidung mancung,
kulit putih, rambut pirang sampai coklat kehitam-hitaman, dan kelopak mata
lurus. Ras ini terdiri dari Sub Ras Nordic, Alpin, Mediteran, Armenoid dan
India.
- Negroid, dengan ciri fisik rambut keriting,
kulit hitam, bibir tebal dan kelopak mata lurus. Ras ini dibagi menjadi Sub Ras
Negrito, Nilitz, Negro Rimba, Negro Oseanis dan Hotentot-Boysesman. Aborigin.
- Bagaimana dengan Indonesia ? Sub ras apa
saja yang mendiami negara kita ini ?
- Indonesia didiami oleh bermacam-macam Sub
Ras sebagai berikut:
- Negrito, yaitu suku bangsa Semang di
Semenanjung Malaya dan sekitarnya.
- Veddoid, yaitu suku Sakai di Riau, Kubu di
Sumatera Selatan, Toala dan Tomuna di Sulawesi.
- Neo Melanosoid, yaitu penduduk kepulauan Kei
dan Aru.
- Melayu, yang terdiri dari dua :
- Melayu Tua (Proto Melayu), yaitu orang
Batak, Toraja dan Dayak
- Melayu Muda (Deutro Melayu), yaitu orang
Aceh, Minang, Bugis/ Makasar, Jawa, Sunda, dsb.
b. Diferensiasi Suku Bangsa (Etnis)
Apa yang dimaksud dengan suku bangsa atau
etnis itu ? Menurut Hassan Shadily MA, suku bangsa atau etnis adalah segolongan
rakyat yang masih dianggap mempunyai hubungan biologis. Diferensiasi suku
bangsa merupakan penggologan manusia berdasarkan ciri-ciri biologis yang sama,
seperti ras. Namun suku bangsa memiliki ciri-ciri paling mendasar yang lain,
yaitu adanya kesamaan budaya. Suku bangsa memiliki kesamaan berikut :
- ciri fisik
- kesenian
- bahasa daerah
- adat istiadat
Suku bangsa yang ada di Indonesia antara lain
:
- di Pulau Sumatera : Aceh, Batak,
Minangkabau, Bengkulu, Jambi, Palembang, Melayu, dsb.;
- di Pulau Jawa : Sunda, Jawa, Tengger, dsb.;
- di Pulau Kalimantan : Dayak, Banjar, dsb.;
- di Pulau Sulawesi : Bugis, Makasar, Toraja,
Minahasa, Toli-toli, Bolaang
- -Mangondow, Gorontalo, dsb.;
- di Kep. Nusa Tenggara : Bali, Bima, Lombok,
Flores, Timor, Rote, dsb.;
- di Kep. Maluku dan : Ternate, Tidore, Dani,
Asmat, dsb.
- Irian
c. Diferensiasi Klen (Clan)
Klen (Clan) sering juga disebut kerabat luas
atau keluarga besar. Klen merupakan kesatuan keturunan (genealogis), kesatuan
kepercayaan (religiomagis) dan kesatuan adat (tradisi). Klen adalah sistem
sosial yang berdasarkan ikatan darah atau keturunan yang sama umumnya terjadi
pada masyarakat unilateral baik melalui garis ayah (patrilineal) maupun garis
ibu (matrilineal).
* Klen atas dasar garis keturunan ayah
(patrilineal) antara lain terdapat pada:
- Masyarakat Batak (dengan sebutan Marga)
- Marga Batak Karo : Ginting, Sembiring,
Singarimbun, Barus, Tambun, Paranginangin;
- Marga Batak Toba : Nababan, Simatupang,
Siregar;
- Marga Batak Mandailing : Harahap, Rangkuti,
Nasution, Batubara, Daulay.
- Masyarakat Minahasa (klennya disebut Fam)
antara lain : Mandagi, Lasut, Tombokan, Pangkarego, Paat, Supit.
- Masyarakat Ambon (klennya disebut Fam)
antara lain : Pattinasarani, Latuconsina, Lotul, Manuhutu, Goeslaw.
- Masyarakat Flores (klennya disebut Fam)
antara lain : Fernandes, Wangge, Da Costa, Leimena, Kleden, De- Rosari, Paeira.
* Klen atas dasar garis keturunan ibu
(matrilineal) antara lain terdapat pada masyarakat Minangkabau, Klennya disebut
suku yang merupakan gabungan dari kampuang-kampuang. Nama-nama klen di
Minangkabau antara lain : Koto, Piliang, Chaniago, Sikumbang, Melayu, Solo,
Dalimo, Kampai, dsb. Masyarakat di Flores, yaitu suku Ngada juga menggunakan
sistem Matrilineal.
d. Diferensiasi Agama
Menurut Durkheim agama adalah suatu sistem
terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan
hal-hal yang suci. Agama merupakan masalah yang essensial bagi kehidupan
manusia karena menyangkut keyakinan seseorang yang dianggap benar. Keyakinan
terhadap agama mengikat pemeluknya secara moral. Keyakinan itu membentuk
golongan masyarakat moral (umat). Umat pemeluk suatu agama bisa dikenali dari
cara berpakaian, cara berperilaku, cara beribadah, dan sebagainya. Jadi,
Diferensiasi agama merupakan pengelompokan masyarakat berdasarkan
agama/kepercayaannya.
1) Komponen-komponen Agama
* Emosi keagamaan, yaitu suatu sikap yang
tidak rasional yang mampu menggetarkan jiwa, misalnya sikap takut bercampur
percaya.
* Sistem keyakinan, terwujud dalam bentuk
pikiran/gagasan manusia seperti keyakinan akan sifat-sifat Tuhan, wujud alam
gaib, kosmologi, masa akhirat, cincin sakti, roh nenek moyang, dewa-dewa, dan
sebagainya.
* Upacara keagamaan, yang berupa bentuk ibadah
kepada Tuhan, Dewa-dewa dan Roh Nenek Moyang.
* Tempat ibadah, seperti Mesjid, Gereja, Pura,
Wihara, Kuil, Klenteng.
* Umat, yakni anggota salah satu agama yang
merupakan kesatuan sosial.
2) Agama dan Masyarakat
Dalam perkembangannya agama mempengaruhi
masyarakat dan demikian juga masyarakat mempengaruhi agama atau terjadi
interaksi yang dinamis. Di Indonesia, kita mengenal agama Islam, Katolik,
Protestan, Budha dan Hindu. Disamping itu berkembang pula agama atau
kepercayaan lain, seperti Khong Hu Chu, Aliran Kepercayaan, Kaharingan dan
Kepercayaan-kepercayaan asli lainnya.
e. Diferensiasi Profesi (pekerjaan)
Profesi atau pekerjaan adalah suatu kegiatan
yang dilakukan manusia sebagai sumber penghasilan atau mata pencahariannya.
Diferensiasi profesi merupakan pengelompokan masyarakat yang didasarkan pada
jenis pekerjaan atau profesinya. Profesi biasanya berkaitan dengan suatu
ketrampilan khusus. Misalnya profesi guru memerlukan ketrampilan khusus,
seperti : pandai berbicara, suka membimbing, sabar, dsb. Berdasarkan perbedaan
profesi kita mengenal kelompok masyarakat berprofesi seperti guru, dokter,
pedagang, buruh, pegawai negeri, tentara, dan sebagainya. Perbedaan profesi
biasanya juga akan berpengaruh pada perilaku sosialnya. Contohnya, perilaku
seorang guru akan berbeda dengan seorang dokter ketika keduanya melaksanakan
pekerjaannya.
f. Diferensiasi Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan kategori dalam
masyarakat yang didasarkan pada perbedaan seks atau jenis kelamin (perbedaan
biologis). Perbedaan biologis ini dapat kita lihat dari struktur organ
reproduksi, bentuk tubuh, suara, dan sebagainya. Atas dasar itu, terdapat
kelompok masyarakat laki-laki atau pria dan kelompok perempuan atau wanita.
g. Diferensiasai Asal Daerah
Diferensiasi ini merupakan pengelompokan
manusia berdasarkan asal daerah atau tempat tinggalnya, desa atau kota. Terbagi
menjadi:
- masyarakat desa : kelompok orang yang
tinggal di pedesaan atau berasal dari desa;
- masyarakat kota : kelompok orang yang
tinggal di perkotaan atau berasal dari kota.
Perbedaan orang desa dengan orang kota dapat
kita temukan dalam hal-hal berikut ini : – perilaku
- tutur kata
- cara berpakaian
- cara menghias rumah, dsb.
h. Diferensiasi Partai
Demi menampung aspirasi masyarakat untuk turut
serta mengatur negara/ berkuasa, maka bermunculan banyak sekali partai.
Diferensiasi partai adalah perbedaan masyarakat dalam kegiatannya mengatur
kekuasaan negara, yang berupa kesatuan-kesatuan sosial, seazas, seideologi dan
sealiran. Pada Pemilu tahun 1999 yang lalu terdapat 48 partai, pada Pemilu
tahun 2004 mungkin jumlah partai sudah bertambah lebih banyak
PRANATA SOSIAL
Corak dari sesuatu
struktur sosial ditentukan oleh kebudayaan dari masyarakat yang bersangkutan,
dalam kaitannya dengan lingkungan hidup yang nyata yang dihadapi oleh warga
masyarakat yang bersangkutan. Perwujudan dari kebudayaan sebagai model atau
pola bagi kelakuan, yang berupa aturan-aturan atau norma-norma, dalam kehidupan
sosial manusia adalah melalui beraneka ragam corak pranata-pranata sosial.
Beberapa istilah yang
dipergunakan oleh para ahli untuk menyebut pranata sosial dainataranya Selo
Soemardjan, Soelaeman Soemardi menggunakan istilah Lembaga Kemasyarakatan
“social institution”‘ sedangkan Mely G. Tan, Koentjaraningrat, Harsya
W.Bachtiar menggunakan istilah “pranata sosial”, Hertzler, Broom, Nimkoff
memberi istilah “lembaga sosial” (Soekanto, 1990).
Secara ringkas,
pranata sosial adalah sistem norma khusus yang menjadi wahana atau menata suatu
rangakaian tindakan yang memungkinkan warga masyarakat untuk berinteraksi
menurut pola-pola resmi. Misalnya: belajar di sekolah, bermain tinju, diklat
dan sebagainya.
5. Proses Pembentukan
Pranata Sosial
Pembentukan pranata
sosial melalui proses sebagai berikut:
1. Proses sosialisasi
yakni proses untuk memperkenalkan dan memasyarakatkan suatu norma
kemasyarakatan yang baru, agar masyarakat mengenal dan mengetahui norma
tersebut.
2. Proses
institutonalization yakni proses yang dilewati oleh sesuatu norma
kemasyarakatan yang baru untuk menjadi bagian dari salah satu pranata sosial,
sehingga norma-norma kemasyarakatan itu oleh masyarakat tidak hanya dikenal,
diakui, dihargai dan tetapi kemudian ditaati dalam kehidupan sehari-hari.
3. Norma-norma yang
internalized artinya proses norma-norma kemasyarakat tidak hanya berhenti
sampai institutionalization saja, akan tetapi mungkin norma-norma tersebut
mendarah daging dalam jiwa anggota masyarakat.
6. Fungsi Pranata
Sosial
Dalam kehidupan
masyarakat terdapat pranata utama antara lain: pranata keluarga, pranata agama,
pranata pendidikan, pranata ekonomi dan pranata politik. Studi tentang pranata
tersebut melahirkan cabang ilmu sosiologi seperti sosiologi perekonomian, sosiologi
politik, sosiologi pendidikan, sosiologi keluarga, sosiologi agama.
TUGAS .!
Cari mengenai fungsi-fungsi pranata social .
Ciri-ciri Pranata
Sosial
Secara lengkap
ciri-ciri pranata sosial diberikan oleh Gillin and Gillin dalam General
features of institution diuraikan secara umum sebagai berikut:
1) Suatu lembaga
kemasyarakatan adalah organisasi pola-pola pemikiran dan pola-pola perilaku
yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas kemasyarakatan dan hasil-hasilnya.
2) Suatu tingkat
kekekalan tertentu merupakan cirri dari semua lembaga kemasyarakatan.
3) Lembaga
kemasyarakatan mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu.
4) Lembaga
kemasyarakatan mempunyai alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk
mencapai tujuan lembaga bersangkutan seperti bangunan, peralatan, mesin dan
lain sebagainya.
5) Lambang- lambang
juga merupakan cirri khas dari lembaga-lembaga kemasyarakatan.
6) Suatu kembaga
kemasyarakatan mempunyai tradisi tertulis ataupun tidak tertulis yang
merumuskan tujuan, tata tertib yang berlaku,dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar